Minggu, 04 Agustus 2013

PELATIHAN PENULISAN ILMIAH

LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH: masalah pada latar belakang dirumuskan secara spesifik dalam bentuk pertanyaan penelitian
Tujuan Penelitian: Sebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
Kegunaan Penelitian : Kegunaan yang diharapkan dalam bidang keilmuan & praktis
Telaah Pustaka & Penelitian Sebelumnya : Telaah Pustaka bersisi talaan teori-teori yg relevan dgn penelitian; Telaah Penelitian Sebelumnya yg terkait minimal berisi nama peneliti, judul, tujuan , metode & hasil
Kerangka Penelitian : kerangka pikir yg disusun berdasarkan telaah pustaka & penelitiaan sbelumnya untuk memecahkan masalah & merumuskan hipotesis (jika ada)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Berisi penjelasan masalah penelitian dan alasan yang dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Diuraikan pula kedudukan masalah penelitian pada konteks permasalahan yang lebih luas. Keaslian penelitian yang dikemukakan dgn menunjukkan bahwa masalah yg dihadapi belum pernah diteliti, jika sudah diteliti ditunjukkan letak perbedaannya

Hipotesis : memuat pernyataan singkat tentang jawaban sementara dari masalah penelitian.

Metode Penelitian : uraian cara memperoleh data yg dikumpulkan, alat yg dipakai, langkah penelitian, & analisis data

Batasan Operasional : batasan yg berhubungan dengan variabel penelitian

Disusun berdasar abjad nama dari semua pustaka yg dirujuk dalam naskah, gelar akademik tidak diperlukan, judul buku dan nama Jurnal dicetak miring.

Aturan yg berlaku umum : Pengarang (nama belakang + inisial nama depan); Tahun publikasi; Judul Makalah (Buku); Nama Jurnal + Nomor penerbitan (untuk Jurnal); Kota Penerbit : Penerbit

Publikasi Penelitian (Skripsi, Tesis, Desertasi atau penelitian lainnya) yg dicetak miring.

KEGIATAN PENALARAN MAHASISWA


Optimalisasi Sumberdaya dan Kiat Melaksanakan Kegiatan

Tiga komponen yang berpengaruh dalam kegiatan penalaran
Penentu Kebijakan
Penentu Kebijakan
Kemauan yang kuat dari pimpinan PT
Program PT jelas dan sistematik
Rencana kegiatan terjadwal
Tersedianya sumberdaya dana
Upaya memotivasi dosen dan mahasiswa
Pembentukan Tim Sukses
Pembimbing Penalaran
Proaktif dalam melakukan pembimbingan
Memiliki kreatifitas dan wawasan yang luas
Memiliki kemauan untuk berkolaborasi dengan disiplin ilmu diluar bidangnya
Memperhatikan perubahan aturan/pedoman yang dikeluarkan oleh PT dan DIKTI serta lembaga luar Depdiknas. 
Mahasiswa
Memiliki kemauan untuk bersaing
Memiliki kemampuan untuk menuangkan daya kreasi
Mampu untuk menangkap ide-ide dosen
Diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas di dalam kampus
Diberi kesempatan untuk akses informasi dan berjejaring dengan pihak terkait di luar kampus
Apa itu Kiat?

*Taktik strategi
Kiat dapat diartikan sebagai cara dan upaya yang dilakukan dengan menentukan taktik dan strategi untuk mecapai tujuan yang telah dicanangkan
Optimalisasi perlu dukungan sikap:
Sense of curiousity (Rasa Ingin Tahu)
Need of achievement (Kebutuhan untuk berprestasi)
Capability (Kemampuan_
Expectacy (Harapan)
Spirits of the corps (Esprit de corps = semangat kelompok)
SENSE OF CURIOUSITY
(Dalam Konteks akademik)
(Dalam Konteks akademik)

NEED OF ACHIEVEMENT
Dari dorongan Internal
Dari dorongan eksternal
Perlu dukungan Kemampuan
Perlu dukungan Harapan
Esprit de Corps
Perlu untuk membangun kerjasama
Bukan saya atau kamu tapi “kita”
Team work lebih sukses dari pada kerja individu
Oleh Karena itu perlu Visi dalam menentukan materi untuk diteliti

Kendala-kendala
Terbatasnya dispensasi dan dukungan dari sebagian besar dosen untuk kegiatan lain (penggunaan fasilitas laboratorium, ruangan, sarana fisik, waktu dan dana)
Penghargaan kepada pembimbing masih belum memadai,bahkan di sebagain PT belum ada penghargaan tersebut
Lemahnya akademik atmosfir
Kiat Sukses =
IMPLEMENTASI
1.Pendataan
Tingkat Wilayah
Tingkat Nasional
Tingkat Regional

LOMBA ILMIAH 
DAN 
KOMPETISI
Lomba Karya Tulis Mahasiswa
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi
Pengembangan Kreativitas Mahasiswa
Hitachi Young Leader
SIF (Singapore International Foundation)
Lomba Hemat Energi
Implementasi
A.Kegiatan dan Jadwal yang akan dilaksanakan/terprogram:
Berkaitan langsung dg kegiatan terprogram di luar kampus
Tidak terkait langsung dg kegiatan diatas

B. SDM yang berkualitas
Mahasiswa
(1)Rekruitmen : - mahasiswa aktif
B. SDM yang berkualitas
Pembimbing: dosen yang bersedia, mau dan punya waktu
(1)Peningkatan kualitas dan wawasan
(2)Interaksi antar pembimbing
C. Sumberdaya keuangan dan sarana
Alokasi dana yang cukup tercantum dalam APB Perguruan Tinggi
Dukungan untuk kegiatan berupa dana, fasilitas laboratorium, akses perpustakaan dan akses luar kampus
Reward untuk mahasiswa dan dosen yang berprestasi
D. Strategi Lain
Berbagai kegiatan yang mendukung : seminar, diskusi, sosialisasi berbagai kegiatan dan hasil kegiatan
Pemberian penghargaan
E. Monitoring dan Evaluasi
Tim Khusus melakukan monitoring sepanjang tahun
Akhir tahun dievaluasi melibatkan:

Kegiatan penalaran dan jadwalnya

2. Perencanaan dan Pelaksanaan

@ Seminar Ilmiah

@ Pengembangan kelompok diskusi/kelompok penelitian

@ Penelitian non lomba 

(dalam penalaran)

- mahasiswa punya potensi

- komposisi tim

(2) Peningkatan Kualitas:

- Metode penelitian

- Metode penulisan

- Peningkatan wawasan

- Peningkatan motivasi 

(*) Pengakuan : sertifikat publikasi

(*) Pemberian Hadiah: uang, barang

(*) Pembebasan SPP (mahasiswa)

(*) Pemberian SKS (mahasiswa)

(*) Mendampingi tim mhs ke tk Wilayah dan Nasional atas biaya Perguruan Tinggi 

mbimbing

  =*= pemegang kebijakan

MENARIK KESIMPULAN


MERANGKAI PEMBAHASAN DAN MENARIK KESIMPULAN

(Suatu Keserasian)
penelitian deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
Dibedakan atas dua jenis menurut proses sifat dan analisis datanya, yaitu:
=>deskriptif yang bersifat eksploratif, dan
=>deskriptif yang bersifat developmental
Penelitian deskriptif eksploratif
Tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena
=>misalnya survei yang diadakan oleh Pemerintah untuk mengetahui kamungkinan didirikannya sebuah Taman Kanak-kanak di suatu daerah
Data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif
=>Data kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipilah menurut kategori untuk memperoleh kasimpulan.
=>Data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara dijumlahkan untuik dibandingkan atau diklasifikasikan



PERUMUSAN MASALAH


MASALAH?

(perumusan masalah dalam penelitian)
prologue
Hasrat ingin tahu
Sifat dasar manusia
Nampak sejak kanak-kanak
Mendorong manusia untuk cari kebenaran
Jadi pengetahuan buat manusia
Dapat berkembang menjadi masalah => cari jawaban=> jadi ilmu pengetahuan
Tiap orang punya masalah...
Terselesaikan.............
Tidak terselesaikan...............
Ya hidup harus tetap dijalani!

Orang mahasiswa
Þsering jadi bingung & mumet
Þcari masalah penelitian.. (skripsi nih yeee..)
Ada apakah?
langkah untuk mencermati suatu permasalahan
bagi ‘pemula’
jeli melihat fenomena,
adanya teori (disiplin ilmu) yang melandasi,
bila dirasa teori masih kurang, ya baca buku atau tanya yang lebih tahu,
datanya apa dan cari dimana, bila tidak tahu, coba lagi tanya.
untuk menjawabnya bagaimana (diperlukan metode apa)? Selanjutnya cataaat men!
Biar gak mudah terlewatkan dan seterusnya terlupakan yaa.....
3 jenis permasalahan utama
untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena =>penelitian deskriptif termasuk di dalamnya survei
untuk membandingkan dua fenomena atau Iebih (komparasi) => mencari persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat nya
untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi).
Hal-hal yang dapat menjadi sumber masaIah
☺Padu... Tidak lah yooou wong ini penelitian
☺bacaan (laporan hasil penelitian)
☺seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah
☺pernyataan pemegang otoritas
☺pengamatan sepintas
☺pengalaman pribadi, dan
☺perasaan intuitif
Pertimbangan menentukan apakah sesuatu masalah layak diteliti
Dari arah masalahnya (sudut objektif)
=>pertimbangan dibuat atas dasar untuk memberi sumbangan bagi pengembangan teori dan pemecahan masalah-masalah praktis
Dari arah Peneliti
=>dilihat dari faktor-faktor biaya, waktu, alat-alat dan perlengkapan yang tersedia, bekal kemampuan teoritis, dan penguasaan metode yang diperlukan
saran merumuskan masalah
☻masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
☻padat dan jelas,
☻rumusan memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu



WISATA KELAYAKAN ALAM

IDENTIFIKASI MENGEMBANGKAN OBYEK WISATA KELAYAKAN ALAM
Potensi suatu SDA untuk dijadikan obyek wisata & potensial tidaknya untuk dikembangkan harus ditentukan scr komprehensif & holistik.
Tidak layak dikembangkan jika:
Ølokasi terancam gas beracun
Øbencana tsunami
Øderajad erosi yg tinggi
Øpenyakit menular
Øsdm yg belum siap
Potensial tidaknya suatu lokasi dijadikan obyek wisata alam, selalu erat hub dgn kesediaan masy setempat untuk berpartisipasi scr aktif & positif dlm pengembangan, pengelolaan & pemeliharaannya. Masy setempat hrs dibina supaya siap dilibatkan, bukan sbg penonton yg pasif.
“dari, oleh & untuk rakyat” adl ungkapan menyesatkan jika tidak disertai pengertian bw rakyat yg hiterogen (pendd rendah, belum sadar ling & hanya berorientasi peningkatan penghasilan)
Kesadaran perlunya: daya dukung, zonasi, diversifikasi usaha & produk, sanitasi lingkungan, orientasi konsumen, kebutuhan pasar yg dinamis dsb)
Pada tahap identifikasi perlu dikumpulkan & dianalisa data sekunder perihal tata ruang, tata guna kawasan, status hukum tanah, kepadatan penduduk, penghasilan pendd, sarana-prasarana pendidikan, kesehatan, transportasi dll
Identifikasi prospek pemasaran obyek wisata:
ØPerlusurvei kebutuhan wisatawan thd obyek tsb
Øidentifikasi profil pengunjung (umum atau minat khusus)
Øidentifikasi profil warga setempat
Øidentifikasi profil pengembang & pengelola
Øidentifikasi potensi bencana alam/karakteristik iklim setempat
Øidentifikasi prevalensi (keberadaan) penyakit menular

Kegiatan alam bebas (outdoor activities, outdoor sport/recreation): penelusuran gua (caving atau jelajah gua/spelunking), pengembaraan (trekking), panjat tebing (rock climbing), menyelam (diving), arung jeram (white water rafting), selancar (surfing), menuruni lembah curam & sempit (canyoning), terbang layang (hang glinding), bersepeda gunung (mountain biking), jelajah rimba (jungle walking), observasi burung (bird watching), observasi satwa liar (safari), wisata ekologi (ecotourism)

OBYEK WISATA ALAM UMUM & WISATA ALAM MINAT KHUSUS
Wisata umum: diminati hampir semua wisatawan biasa & dapat dikunjungi banyak orang dlm satu waktu tertentu (1000/hari atau 100/jam) tanpa menimbulkan dampak negatif yg berarti, semakin besar daya dukungnya semakin banyak wisatawan yg dpt berkunjung dlm suatu waktu. Wisata umum: air terjun, danau, pantai, gunung & bbrp gua dgn kriteria:
1.aman, tanpa sedikitpun resiko terkena musibah,
2.nyaman, tak mengotori badan, mudah mencapai lokasi, tanpa persyaratan & perlengkapan khusus, tersedia rumah makan, tempat istirahat, dll
3.Tidak memiliki nilai petualangan
4.indah (nilai estetika/keindahan panorama)
5.pengunjung membeli karsis untuk masuk/tanpa izin
6.waktukunjungan singkat
7.mengunjungi dianggap hiburan.
Identifikasi pengaruh timbal balik antara obyek wisata, pengunjung & warga setempat
Prediksi bakal terjadi 2 dampak berikut:
1)Terhadap pengunjung, apakah ada bahaya, puas, nyaman > pendekatan berdasarkan asas antroposentrisme/pendekatan berorientasi konsumen
2)Terhadap obyek wisata > kerusakan obyek (corat-coret, merusak formasi alam, pengotoran, ancaman kelestarian fauna & flora, merusak ekosistem) > asas pendekatan berorientasi sda
1)Potensi pemasaran obyek (kalangan nusantara/manca negara, wisatawan umum/minat khusus)
2)Perkiraan jumlah pengunjung (per-tahun, per-bulan dsb)
3)Harga jual tiket > peninjauan kembali
4)Kapan break-even point (titik impas) tercapai
5)Besar keuntungan & dlm jangka brp lama
6)Potensi timbulnya persaingan dibukanya obyek yg sejenis
7)Jumlah dana pengurusan izin
8)Jumlah dana membuat AMDAL
Pengumpulan data sekunder & primer serta analisisnya
A.Fisik: geologi, fisiografi, topografi, tektonisme & bahaya longsor (wisata gunung & gua), iklim, curah hjan, bahaya tsunami (wisata pantai),bahaya banjir (obyek yg dekat sungai & gua), lokasi & kualitas & kuaantitas air bersih, frekuensi petir, frekuensi & ketebalan kabut ( wisata gunung), fluktuasi suhu udara sepanjang tahun, arus sungai, letusan gunung dll
B.Biologi: vegetasi (hutan primer, sekunder, perkebnan, perladangan), musim buah, ekosistem setempat, flora & fauna (zoogeografi, endemis/migran)
C.Sosiologi: data penduduk, suku, agama, distribusi umur, tk pendidikan, kepercayaan/tradisi
D.Ekonomi: penghasilan pendd, dana yg digulirkan, kepemilikan tanah dll
E.Kesehatan: prevalensi penyakit endemis, sanitasi lingkungan dll
F.Keamanan
G.Status tanah: tanah negara, tanah rakyat, hak milik
H.Tata guna lahan & tata ruang lokasi: pertanian, perkebunan, konservasi, permukiman dll.
I.Nilai budaya, ilmiah, sejarah, pendidikan

SPELEOLOGI


KARST
Karst atau aslinya “krst” berasal dari bahasa Yugoslavia
Kawasan yang telah mengalami proses pelarutan
bentanglahan kering, dicirikan oleh drainase bawah permukaan
Morfologinya secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu bentukan negatif dan positif
Batuan induk umumnya adalah batugamping
NILAI PENTING KARST
SBT = sumber daya air = hajat hidup
Harta karun ilmu pengetahuan dan teknologi
KARSTOSPELEOLOGI?
SPELEOLOGI =>
ADA APA DENGAN GUA?
gua adalah suatu lintasan sungai di bawah tanah yang masih mengalirinya secara aktif atau pernah mengalirinya
Gua adalah tempat tinggal manusia sejak jaman dahuluuuu kalaaaa
Gua merupakan misteri alam yang berbeda satu sama lainnya, baik umur dan proses pembentukkannya.
Jadi gua sangat menarik dan maniiss sekaliiiiiii
SEJARAH PENELUSURAN GUA
Manusia purba => tempat tinggal/berlindung
Kuburan dan tempat bertapa
Abad 16-19 dirintis penelusuran awal
1888, Alfred Martel mulai mengadakan apa yang ia sebut "Kampanye Penelusuran Gua"
Abad 20 merupakan penulusaran gua modern yang akan terus berkembang
PERKEMBANGAN SPELEOLOGI
DI INDONESIA
Pertengahan 1970-an, diperkenalkan oleh dr. Robby KT Ko melalui media massa
Tahun 1979 bersama Norman Edwin (Alm.) mendirikan SPECAVINA
Specavina bubar awal 1980-an. Norman Edwin (Alm.) mendirikan Garba Bumi, dan dr. Ko mendirikan HIKESPI akhir Mei 1983
Berdirinya klub speleologi di antaranya: BSC, DSC, SCALA, SSS, JSC, BPLB Speleo Club Bandung, Lawalata IPB, ASC, dan SPL Klub Speleo Malang

PECINTA ALAM, KARST DAN SPELEOLOGI
Bagi pecinta, gua dan lingkungannya dapat menjadi objek studi dimana kawasan Karst yang kering, gersang dan dicirikan oleh drainase bawah permukaan menjadi sangat menarik.
Melakukan penelusuran dan penelitian di daerah karst, pecinta alam akan banyak membantu penduduk setempat terutama tentang informasi keberadaan air dan masalah konservasinya.
MATERI YANG DIPELAJARI DALAM SPELEOLOGI
Speleologi terutama terdiri dari riset dasar yang melingkupi berbagai cabang dari Geografi, Biologi, Geologi, Kimia, Meteorologi, Antropologi, Arkeologi, Mineralogi dan Ilmu Tanah.
Karena menyangkut banyak bidang ilmu, maka Speleologi dapat menghindari pengkotak-kotakan ke dalam ilmu-ilmu yang terpisah, dimana pengkotakan ini sering menghambat ide-ide baru.
GEOGRAFI
BIO(SPELEO)LOGI
Mempelajari kehidupan flora dan fauna di lingkungan gua, sekitar gua dan di dalam (gua) kegelapan, tanpa cahaya matahari,
Kekhasan kedua adalah lingkungan abiotis berupa iklim yang uniform, tidak berubah, kecuali imvariasi sedikit dari tekanan barometris dan kandungan zat asam arang.
GEOLOGI

Yang menjadi objek penting adalah mengetahui cara gua terbentuk.
Lingkungan terbentuknya gua meliputi gua batugamping yang banyak dijumpai, gua laut, gua lava, gua sandstone, gua garam, gua gips serta gua es.

HIDROLOGI
Umumnya daerah karst adalah daerah yang kritis air pada musim kemarau.
Sistem hidrologi satu kawasan karst dapat berbeda satu tempat dengan tempat lainnya.
Hal ini menyebabkan penelitian hidrologi karst setempat-setempat dan regional perlu dilakukan.
ARKEOLOGI DAN PALEONTROPOLOGI
Gua merupakan tempat berlindung manusia purba, bahkan sampai saat ini merupakan tempat beberapa kelompok manusia berbudaya.
Untuk memahami dan mempelajari kebudayaan lampau dilakukan dengan penelitian, salah satunya dengan penelitian sisa-sisa manusia purba dan kebudayaannya, sehingga dapat dijadikan bahan sejarah manusia.
SPELEOTOURISM
Wisata umum pada gua-gua yang telah dibuka untuk umum dengan tingkat kesulitan rendah sehingga menjamin keselamatan pengunjung.
Wisata minat khusus adalah eksplorasi gua yang tidak dibuka oleh umum, karena membutuhkan keahlian dan peralatan yang memadai.
Wisata keilmuan meliputi ekowisata, geowisata dan sebagainya.
KEGIATAN ALAM BEBAS DALAM SPELEOLOGI
Mountainnering
Panjat tebing
Rafting
Menyelam (cave diving), dan
Berbagai kegiatan lain seperti Canyoning, Fotografi gua serta Rescue, dll

Mountainnering
Sebagai ibu kegiatan petualangan, mountainnering merupakan dasar segala kegiatan alam bebas, demikian pula dalam kegiatan penelusuran gua. 
Kegiatan tersebut meliputi trekking, packing, peta kompas, tali temali/simpul, ascending dan descending. back
Panjat tebing
segala jenis pemanjatan dan persiapan panjat tebing dapat membekali penulusur gua untuk beraktivitas dalam penelusuran gua.
Kegiatan tersebut meliputi segala jenis pemanjatan khususnya pemanjatan di tempat gelap, rigging, traversing.

Rafting
Menyelam (cave diving)
Kondisi dalam gua yang berair dan bahkan adanya danau-danau menyebabkan penelusur gua sebaik mungkin dapat berenang.

Beberapa kondisi gua yang khusus berupa lorong sifon, bahkan beberapa gua seluruh lorongnya terendam air menyebabkan penelusuranya harus dilakukan dengan teknik menyelam.

Perlu diperhatikan bahwa menyelam di dalam gua memerlukan pemahaman khusus tentang teknik diving dan tingkat keberhasilannya “sangat kecil”.


SPELEON = GUA + LOGOS = ILMU
Ilmu yang mempelajari gua dan lingkungannya


KARSTOSPELEOLOGI =
ILMU YANG MEMPELAJARI GUA DAN LINGKUNGANNYA DI KAWASAN TOPOGRAFI KARST
Objek formal yang dapat dipelajari meliputi :
@ geomorfologi dan geologi permukaan,
@ hidrologi permukaan dan sungai bawah tanah,
@ manusia, serta flora dan fauna
Merupakan disiplin baru, yaitu untuk memasyarakatkan kegiatan penelusuran gua secara rasional, agar dipahami, dinikmati, dihargai dan disadari pentingnya untuk dikelola dengan baik serta dikonservasi.
Speleoturism meliputi bagian wisata umum, wisata minat khusus, dan wisata keilmuan.
Berbagai kegiatan alam bebas yang turut meramaikan dan membuat menarik speleologi, seperti:
(satu hal yang sulit dilakukan dan berisiko tinggi adalah speed climbing) back
Kondisi gua kadang berupa danau yang luas, sungai yang dalam, lebar dan dinding tegak lurus, deras, beriak dan berjeram sehingga sulit dilalui.
Penelusuran harus dilakukan dengan teknik rafting, yang meliputi black water rafting, canoeing dan sebagainya.


BENCANA GUNUNG API

PENARIKAN BATAS TINGKAT KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Penarikan batas kawasan rawan bencana terhadap aliran awan panas, lahar, dan atau guguran lava pijar dilakukan dengan memperhatikan sifat letusan gunungapi yang bersangkutan, pelemparan lateral, serta pola bentanglahan (landscape).
Penarikan batas kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dilakukan dengan memperhatikan sifat letusan gunungapi yang bersangkutan tanpa memperhitungkan arah/kecepatan angin, sehingga batas kawasannya berbentuk lingkaran yang berpusat pada titik letusannya.

PKRBG ini hanya berlaku untuk letusan atau kegiatan umum atau normal, yaitu:
a.Letusan atau kegiatan yang terjadi di kawah pusat,
b.Arah letusan kurang lebih tagak lurus,
c.Tidak terjadi pembentukan kaldera, dan
d.Morfologi gunungapi relatif tidak berubah.
PKRBG dapat direvisi kembali apabila:
PKRBG dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan ilmu kegunungapian.

ANALISIS DASAR PEMBUATAN PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Ø Analisa daerah puncak/kawah
Ø Analisa pola aliran sungai’
Ø Analisa anomali pola aliran,dan
Ø Analisa pola cabang-cabang sungai.
Ø Analisa pola sebaran dan stratigrafi batuan,
Ø Analisa perkembangan kegiatan letusan,
Ø Analisa struktur geologi gunungapi,

3.Analisa morfo-metri, meliputi:
a.kemiringan lereng,
b.bentuk lereng,
c.panjang lereng,
d.tingkat torehan erosi lereng,
e.bentuk, lebar dan kedalaman lembah,
f.pola lembah (lurus, kurva), dan
g.pola sebaran lembah.
h.Analisa perpindahan titik erupsi, pusat erupsi, erupsi samping, posisi titik pemunculan gas gunungapi

4.Analisa morfo-kronologi,

2.Analisa hubungan posisi topografi, mencakup:
3.Analisa sumber/titik erupsi, mencakup analisa arah perkembangan pemunculan titik-titik erupsi (zonasi daerah lemah/kelurusan titik erupsi),
4.Analisa pola sebaran lahar dan aliran piroklastik hasil kegiatan terakhir, sebagai dasar perkiraan pola endapan hasil letusan yang akan datang, yang dikaitkan dengan intensitas letusan.

5.Analisa emisi gas, adalah zonasi daerah yang mempunyai lubang gas serta daerah alterasi, di daerah puncak dan daerah tubuh yang dikaitkan dengan struktur yang ada,
6.Analisa tsunami yang berhubunganm dengan gunungapi bawah laut, mencakup:
ØLetusan
ØLongsoran

Lebih dari 60 kali letusan Gunungapi Merapi tercatat diantaranya letusan tahun 1672, 1849 dan 1930 yang paling serius. Letusan tahun 1008 AD mengakibatkan tersisanya sebagian rim “ Merapi Tua” sepanjang arah SW (tenggara) longsoran (landslide) yang sekrang disebelah timur puncak Merapi sekarang (landslide scar).
Aliran lahar (mudflow) dan endapan abu volkanis dan diikuti letusantahun 1006 AD mengkubur candi-candi di Prambanan diantaranya Candi Sambisari
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNIKAN AKTIVITAS GUNUNGAPI MERAPI
•Morfologi pundcan dan kawah gn.api
•Sifa fisik kimia magma
•Besarnya aliran lava yang keluar
•Keberadaan kubah lava
•Pengaruh hujan
•Pengaruh tektonik lokal
ALIRAN PIROKLASTIK PADA 22 NOVEMBER 1994 HASIL DARI GUGURAN KUBAH TAHUN 1994
• MERAPI ACTIVITY IN NOVEMBER, 22, 1994

Five successive steps of the Merapi Activity in 1994:
1. Creep of about 90.000 m 3 lava block in the
upper part of the 1992’s dome
2. Born of 1994 dome
3. Lava flux increased to 17,000 m 3 /day from
May to June 1994
4. Collapse of dome 1994
5. A new dome formation replaced the collapsing
dome.

•Distribution of the November 22, 1994 Pyroclastic Lava Deposits.
•Block and ash and surge pyroclastic flows in Boyong River.
•Block and ash and surge pyroclastic flows in Bedok and Krasak Rivers

1)PENGENALAN JENIS BENCANA BESERTA SIFAT-SIFAT MELALUI PENYELIDIKAN DAN PENELITIAN

2)PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA

1)ZONASI DARAH BAHAYA DAN PERKIRAAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN (RISK ASSESSMENT) DAN PENGENALAN SIFAT NON FISIK (SOSIAL-BUDAYA) DAERAH RAWAN BENCANA.

1)PENYUSUNAN PROSEDUR DAN TATA CARA PENANGANAN BENCANA SERTA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN

1)MEMASYARAKATKAN KESIAPSIAGAAN (LATIHAN DAN LAIN-LAIN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MASYARAKAT.

1)MITIGASI DALAM BENTUK FISIK (KONSTRUKSI BILA DIMUNGKINKAN.

1)PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERINGATAN DINI.

SATUAN KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API (SKRBG)

DINYATAKAN DALAM URUTAN ANGKA DARI RENDAH KE TINGGI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA SUATU KAWASAN, YAITU:

Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun.

Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi gunungapi yang sangat giat atau sering meletus.

Pada kawasan ini tidak diperkenankan untuk hunian dan aktivitas apapun.

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Adalah Kawasan Yang Pernah Terlanda Atau Diidentifikasikan Berpotensi Terancam Bahaya Letusan Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung.

GUNUNGAPI

Adalah peta petunjuk Tingkat Kerawan Bencana suatu daerah apabila terjadi Letusan/ Kegiatan Gunungapi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi menjelaskan tentang jenis dan sifat Bahaya Gunungapi, daerah rawan bencana, arah / Jalur Penyelamatan Diri, Lokasi Pengungsian, dan Pos Penanggulangan Bencana.

Terjadi letusan atau kegiatan baru yang menyimpang atau lebih besar dari letusan atau kegiatan normal.

A. Analisa bentang alam , mencakup:
1. Analisa morfo-grafi, meliputi:
2. Analisa morfo-genesa, mencakup:

adalah analisa proses yang mempengaruhi perubahan konfigurasi tubuh gunungapi.
Analisa hubungan letak/kedudukan objek bencana terhadap topografi daerah sekitarnya.
- they reaches up to a height of 800 m.a.m.s.l.

- the distance from the summit 6.5 km down to south

- the area covered : 5 km2

- the deposit thickness in river floor : 5 to 20 m.

- deposit width on river floor 30 to 50 m.

- they reaches up to a height of 950 m.a.m.s.l.

- the distance from the summit 6. km down to south west

- the deposit thickness in river floor : 8 to 15 m.

- pyroclastic deposit width on river floor 1 m in average.