Sabtu, 07 Maret 2015

KELEMBABAN UDARA, AWAN, PRESIPITASI

Kelembaban Udara

kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara; hanya 2% dari jumlah massa atmosfer.
Kelembaban mutlak (absolut humidity): berat uap air yg tertampung dalam volume udara (g/m3);
Kelembaban nisbi (relative humidity -- RH): % perbandingan kelembaban mutlak thd kapasitas maksimumnya pd suhu sama; Kelembaban 100% = udara jenuh dgn uap air.
Makin tinggi temperatur, kapasitas udara makin besar, kelembaban relatif berkurang.
Hub. Kelmbaban dan Suhu
Kelembaban udara merupakan indikator kapasitas potensial atmosfer untuk terjadi presipitasi.
Uap air bersifat menyerap radiasi bumi, shg menentukan kecepatan kehilangan panas Þ mengatur temperatur.
Makin besar kelembaban, makin besar jml energi potensial laten tersedia di atmosfer Þ sumber hujan angin (storm).
Suhu yang turun terus menerus, udara jenuh dgn uap air;

Awan
Mula-mula udara naik mengandung uap air suhunya tinggi, kmd suhu turun mencapai titik embun, & turun terus sampai melampaui titik embun, shg tjd kondensasi, terbentuk kumpulan titik2 air / kristal es yg melayang di atmosfer : AWAN
Jika titik kondensasi dicapai & udara masih terus naik, awan makin banyak.
Bila angin yg kuat menjumpai gunung, maka udara akan dipaksa naik, shg suhunya turun, & apabila cukup mengandung uap air akan terbentuk awan.
Massa udara panas bertemu dgn massa udara dingin, udara panas meluncur di atas udara dingin ( tjd FRONT) & suhu udara panas turun è awan berlapis mendatar.
Klasifikasi awan
Stratiform : tumbuh lambat, arus vertikal menyebar luas , berlapis
Cumuliform : bergumpal,arus vertikal kuat, terjadi pada area kecil.
Cirruform: seperti bulu, arus vertikal
Hasil kongres di Swedia tahun 1894 mengenai pengelompokan jenis-jenis awan:
Gb. Macam-macam awan


A. AWAN TINGGI (> 6000 m)
Ci – Cirrus : tipis spt bulu ayam, kristal es, tdk tjd hujan
Cs - Cirrostratus : putih rata menutup langit, tjd hallo
Cc - Cirrocumulus: spt kelompok biri-biri, kristal es, ada bayangan


B. AWAN SEDANG (2000-6000 m)
As - Altostratus : kelabu, berlapis-lapis luas & tebal
Ac - Altocumulus: spt bola kecil2 bergerombol, putih pucat kelabu


C. AWAN RENDAH (0-2000 m)
Sc - Stratocumulus: spt gelombang laut, menutup tipis, tdk tjd hujan
St – Stratus : rata berlapis, luas, rendah, spt kabut


D. AWAN DENGAN PERKEMBANGAN VERTIKAL
Ns – Nimbostratus: putih, luas, tak beraturan, tjd gerimis
Cu - Cumulus: bergumpal, puncak tinggi, dasar rata
Cb - Cumulonimbus: rendah, puncak tinggi lebar, tjd hujan, kilat


Awan dekat permukaan tanah :
KABUT / Halimun è KABUT SAWAH, KABUT ADVEKSI, KABUT INDUSTRI, KABUT PENDINGIN.
Kabut(Fog) adalah titik-titik air yang melayanglayang diatmosfir dekat permukaan bumi. Jika jatuh disebut Embun

Presipitasi / Pencurahan
Air yang berasal dari awan jatuh ke permukaan tanah dalam bentuk cair (hujan) atau padat (salju)
Kondensasi yang menghasilkan curahan tidak terjadi murni dari penjenuhan uap air, tetapi karena adanya INTI KONDENSASI yang menarik butiran air berupa partikel berukuran 0.1-1 mikron (partikel garam laut, debu halus dari letusan gunung/industri).


Tipe Presipitasi:
a. Hujan (rain), adalah presipitasi berbentuk cair. Tetesan air yang jatuh diameter bervariasi dari o,5 - 4,0 mm.
b. Salju (snow), salju terjadi karena karena sublimasi uap airpada temperatur di bawah titik beku. Ini dapat terjadi jika dari tempat terjadinya awan sampai dengan permukaan tanah temperaturnya lebih kecil dari nol derajat Celsius.
c. Hujan batu es (hail stone), yang terdiri dari bongkah-bongkah es, dengan diameter antara 5-50 mm.
d. Glaze, adalah merupakan es yang terbentuk dari hujan yang membeku akibat kontak dengan obyek dingin.
e. Sleet, adalah jika butir-butir hujan sewaktu jatuh mengalami pembekuan akibat uadara dingin.
f. Drizzle, adalah presipitasi yang terdiri dari butir-butir air yang berdiameter kurang dari 0,02 mili meter dan intensitasnya kurang dari 0,4 mm per jam.


Presipitasi horisontal, yakni presipitasi yang sulit diukur dengan suatu alat.
a. kabut , menurut definisi, adalah suatu awan yang dekat sekali dengan permukaan tanah.
b. Embun
C. Embun beku


Es (salju yang dipadatkan), biasanya dalam bentik butiran –butiran es sering juga
disebut dengan hail.


. Klasifikasi Presipitasi Menurut Proses Terjadinya
1. Presipitasi konveksi.
Yaitu merupakan presipitasi yang disebabkan oleh naiknya udara oleh proses pemanasan
2. Presipitasi Orografis.
yakni presipitasi yang diakibatkan oleh gerakan udara naik ke pegunungan
3. Presipitasi Frontal.
Jenis ini banyak terjadi pada daerah lintang tengah, sifat dari jenis ini adalah: tidak begitu lebat , tetapi penyebaran luas.
4. Presipitasi Siklonik.
Jenis presipitasi ini terjadi karena naiknya udara dan dipusatkan ke arah tekanan rendah.
Global precipitation pattern

Distribusi curah hujan
Distribusi curah hujan adalah untuk menentukan suatu
rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian
banjir à yaitu curah hujan rata-rata pada seluruh daerah
yg bersangkutan.
\ bukan merupakan curah hujan pada suatu daerah
tertentu.
Curah hujan ini disebut curah hujan daerah/wilayah yg
biasanya dinyatakan dalam mm.
Cara penentuan curah hujan daerah/wilayah yg
bersangkutan, diperhitungkan dgn beberapa titik
pengamatan curah hujan sbb :


Intensitas & Unsur CH
sangat ringan < 1 mm/jam : < 5 mm/24 j
ringan = 1 - 5 mm/jam : 5 - 20 mm/24 j
normal = 5 - 10 mm/jam : 20 - 50 mm/24 j
lebat = 10 - 20 mm/jam : 50 -100 mm/24 j
sangat lebat > 20 mm/jam : > 100 mm/24 j


Unsur hujan : ion Na, K, Ca, Cl, bikarbonat, sulfat, bentuk2 nitrogen, dll. pH : 3.0 - 9.8. bervariasi thd waktu & tempat.

HUJAN BUATAN

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation)
Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah
Syarat terjadinya hujan buatan adalah sebagai berikut:
1. kelembaban relatif  70%
2. kecepatan angin < 10 knots
3. tidak ada lapisan inversi
4. dekat dengan lapangan terbang/ jarak penerbangan  tidak terlalu jauh.
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam  membuat hujan buatan
1. Na Cl , sebagai inti kondensasi
2. Ca Cl2,
3. urea
4. Es kering
5. Aerosol, untuk mencegah penggumpalan  
6. Pompa air  
7. Pesawat penabur