Senin, 03 April 2017

BENCANA KEKERINGAN



ØIndonesia terletak di kawasan tropis sehingga mempunyai dua musim, penghujan dan kemarau.
ØAir merupakan salah satu kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melangsungkan hidupnya
ØKuantitas air harus terpenuhi agar kebutuhan air cukup untuk kehdupan baik manusia maupun makhluk hidup lainnya
ØKekurangan air merupakan salah satu permasalahan yang dapat menimbulkan bencana
ØSecara sederhana kekeringan merupakan kondisi kekurangan air untuk mencukupi kebutuhan pokok.
ØKekeringan merupakan salah satu bencana alam yang dampak kerugiannya berlangsung pelan namun pasti dan biasanya kerusakan yang ditimbulkan bukanlah kerusakan fisik. 
 
PENGERTIAN KEKERINGAN
Kekeringan adalah berkurangnya curah hujan yang cukup besar dan berlangsung lama yang dapat mempengaruhi kehidupan tanaman dan hewan pada suatu daerah dan akan menyebabkan berkurangnya cadangan air untuk keperluan sehari-hari maupun kebutuhan tanaman, terutama terjadi pada daerah yang umumnya curah hujanya cukup umtuk tujuan semacam itu (Biro Cuaca Amerika Serikat, dalam Subyakto 1985).
 
MACAM KEKERINGAN
1.Kekeringan Hidrologis adalah gejala menurunya cadangan air (debit) sungai, waduk-waduk dan danau serta menurunya permukaan air tanah sebagai dampak dari kejadian kekeringan.
2.Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang semata-mata akibat watak iklim wilayah, dalam hal ini di suatu wilayah pada saat-saat tertentu terjadi kekurangan air karena hujan lebih kecil daripada nilai evapotranspirasinya.
3.Kekeringan pertanian merupakan kekeringan yang berdampak pada bidang pertumbuhan tanaman

PENATAAN TATA RUANG DIPANDANG DARI PERSPEKTIF GEOSTRATEGI DAN GEOEKONOMI

KONSEP TATARUANG (Space) 

-muncul sebagai sebuah konsep moderen karena semakin intensifnya interaksi umat manusia pada ruang (space) yang dimanfaatkannya – spatial interaction, dengan dampak yang ditimbulkannya pada ruang fisik yang ditinggalinya (habitat)
-perkembangan pada abad ke-21 ini merupakan akibat dari proses kumulatif yang telah berjalan sejak Revolusi Industri pada abad ke-19 dan Globalisasi pada abad ke-20
-sebagai akibatnya : pada awal abad ke-21 ini makin hilang “free goods” seperti udara bersih, sumber air tawar, sumber flora-fauna, laut, hutan lindung, daerah resapan hujan (wetlands), dan lain sebagainya
-juga makin menjadi permasalahan mendasar seperti pemanfaatan ruang angkasa luar (outer space), laut kedalaman (deep sea), Kutub Utara dan Kutub Selatan, dan lain sebagainya, yang diusulkan G-7 dijadikan “human heritage”.

TATARUANG ABAD KE-21 DST 

Geography is destiny !
-Geostrategy
-Geopolitics
-Geoeconomics

(“lebensraum” suatu negara-bangsa)

Ruang Angkasa Luar

Ruang Udara

Permukaan Bumi

“ Weltanschauung” bangsa Indonesia
-konsep tradisional Tanah-Air (selat-selat dan laut-laut Nusantara adalah pemersatu, bukan pemisah suku-suku/daerah-daerah/pulau-pulau)
-konsep moderen RI: Wawasan Nusantara (archipelagic space) di dalam kaitan Law of the Sea (UN) – hanya AS yang tidak meratifikasinya (!)
-3 ALKI plus ALKI Selat Malaka dinyatakan sebagai jalur pelayaran internasional dengan tujuan damai

GLOBALISASI ABAD KE-20 DST
-telah menghilangkan batas antar-negara – batas darat, batas laut, batas udara
-
-KTT-KTT di Rio de Janeiro, Kyoto, dan Johannesburg mulai mengetengahkan perlunya “global coordination” – bahkan : “world government” – di dalam permasalahan-permasalahan lintas-batas berskala global seperti Global Warming, Ozone Depletion, Acid Rain, Nuclear Accident, dan lain sebagainya
-konsep “spatial development plan” bukan lagi sekedar pengaturan pemanfaatan tataruang oleh umat manusia, tapi sudah menjurus ke upaya-upaya menjaga kesinambungan faktor-faktor lingkungan dan sumber daya alam pada kurun waktu sangat lama ke depan

qMASALAH INDONESIA ABAD KE-21
-Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantai tropis peringkat ke-1 dan panjang wilayah pantai peringkat ke-2 (sesudah Kanada), yang terletak pada wilayah Khatulistiwa yang teramat peka secara alamiah, Indonesia harus sadar terhadap keterkaitannya kepada tataruang global
-secara operasional harus dipertajam tentang penanganan permasalahan lintas-batas, karena bertetangga dengan banyak negara – India, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philippina, Palau, PNG, Australia, Timor Leste; dan turut mempengaruhi lingkungan hidup di Thailand, Kamboja, Cina, Brunei Darussalam
-perkembangan Otda yang teramat pesat akan menimbulkan proses-proses berjangka-lama, baik di dalam negeri maupun secara regional
-
-Pada dasarnya, tanah pada dirinya tidak memiliki nilai, sampai saat kepada faktor tanah – sebagai faktor produksi – ditambahkan faktor modal (fisik dan dana), faktor teknologi/know-how, dan faktor wirausaha (entrepreneur) sebagai pengambil risiko.
-Pemahaman tentang tanah sebagai yang dikemukakan David Ricardo pada abad ke-18 ini, boleh dikatakan, diterapkan oleh negara yang berideologi Sosialisme – seperti RRT, Vietnam, bahkan Singapura. Di RRT dan Vietnam: tanah sepenuhnya dikuasai oleh negara, dan karena itu tidak menjadi objek spekulasi pemilik tanah seperti layaknya yang terjadi pada negara-negara yang menganut paham Kapitalisme Liberal. Di Singapura : pemerintah/negara memiliki hak “eminent domain”, yang dapat meniadakan hak milik individual/perusahaan atas sebidang tanah dalam hal diperlukan untuk kepentingan publik, dengan penerapan sistem ganti-rugi yang diatur secara hukum dan dengan memperhatikan ketetapan Tata Ruang dan harga pasar yang berlaku.
-Inilah yang menyebabkan para investor menghabiskan sebagian terbesar dana investasinya untuk membangun bangunan dan melengkapinya dengan peralatan dan mesin, dengan memperhatikan kandungan teknologi yang mutakhir. Pada negara-negara tersebut: bidang tanah yang diperlukan disewa dari pemerintah/negara, kalau perlu sampai 99 tahun (!) Di negara-negara Sosialis: bahkan para petani pun hanya dapat menyewa tanah dari pemerintah/negara, dan tidak dapat memilikinya. Dewasa ini luas bidang tanah tersebut tidak lagi dibatasi, meskipun harus dalam ketetapan Tata Ruang
-Pada negara-negara Kapitalisme Liberal: dana investasi disedot untuk pembebasan tanah dan penetapan legalitas kepemilikannya. Semakin hebat kegiatan spekulasi tanah oleh para spekulator – seperti dijumpai di perkotaan, maka semakin besar dana yang tersedot untuk biaya pembebasan tanah.

Tanah menjadi komoditi, yang seolah-olah pada dirinya sudah mengandung nilai, sehingga jual-beli tanah menjadikannya sebagai bahan spekulasi


-Boleh dikatakan : “start-up time” yang relatif lama dan “start-up cost” yang mahal dari kegiatan investasi, menjadi penghalang kegiatan investasi, langsung di negara-negara Kapitalisme Liberal. Padahal, secara ideologis, negara-negara Sosialis tidak secara otomatis bersedia menerima kehadiran Sektor Swasta, apalagi yang dominan dan berasal dari negara-negara asing

Mudahnya dan murahnya upaya memulai investasi tersebut berlaku pula pada proyek-proyek prasarana berskala besar – seperti Jalan Toll, Pelabuhan Peti Kemas, Bandara Kargo Udara, Pembangkit Tenaga Listrik, Terminal dan Sistem Distribusi Migas, dan sebagainya.

- Keadaan di negara-negara Kapitalisme Liberal akan semakin komplex bila tanah dikuasai oleh sebagian kecil spekulator, yang didukung izin prinsip dan memperoleh akses luas ke kredit bank pada “debt – equity ratio” yang tinggi. Keadaan akan menyerupai sitkon yang anarkis kalau mereka melakukan praktek KKN, praktek Mafia dan sebagainya untuk menguasai lahan. Yang muncul adalah praktek “rent-seeking” yang memperburuk pola pembagian pendapatan ; bahkan pola kepemilikan aset

-Kesulitan dalam hal tanah ini, kalau berlarut-larut, akan berpotensi memacetkan pembangunan prasarana ekonomi dan sosial. Pada giliranya : hal itu akan memperlambat laju pertumbuhan perekonomian, penciptaan kesempatan kerja, pengurangan jumlah kemiskinan. Bahkan dana investasi akan lebih banyak bergerak ke investasi portfolio, bukan ke sektor-sektor riil.
-Di dalam jangka-panjang hal itu akan menimbulkan “demonstration effect” di daerah perdesaan. Masyarakat di sana akan meniru perilaku para spekulator tanah di perkotaan, dan mempersulit pembangunan prasarana di daerah mereka. Hal ini akan semakin hebat apabila mereka tidak memiliki sertifikat tanah, karena mereka akan kembali ke hukum adat yang terkait unsur suku, agama, dan kebudayaan. Awas menjadi SARAT ! (Suku – Agama – Ras – Antar Golongan – Tanah)

Jumat, 31 Maret 2017

DEFINISI FOTOGRAMETRI


Definisi Fotogrametri
Fotogrametri berasal dari kata Yunani : “photos=sinar”, “gramma=sesuatu yang digambar/ditulis” dan “metron=mengukur”. Fotogrametri = pengukuran obyek yang digambar dengan menggunakan sinar”. oDalam Manual of Photogrammetry, Fotogrametri = Ilmu atau seni memperoleh ukuran terpercaya dengan menggunakan foto.
Apabila media foto berupa foto udara, maka disebut dengan Fotogrametri Udara (Aerial Photogrammetry), selanjutnya disebut dengan fotogrametri saja. 
 
Produk Fotogrametri
1.Peta Konvensional (untuk survey dan pemetaan topografik).
2.Peta Foto (komposisi peta kartografis dengan latar belakang foto udara; jika citra bernama Peta Citra)
3.Data Numerik (ukuran-ukuran: jarak,luas, beda tinggi, ketinggian tempat dan volume). 
 
 Klasifikasi Foto Udara 
Dasar klasifikasi foto udara, meliputi : arah sumbu kamera, panjang fokus dan sudut liputan kamera, spektrum elektromagnetik, jenis kamera yang digunakan, skala dan warna
Dalam fotogrametri aspek geometri adalah hal utama; sehubungan dengan aspek tersebut, maka dasar klasifikasi yang terkait erat adalah arah sumbu kamera dan sudut liputan kamera. 
 
PETA = FOTO UDARA ? 
PETA DAN FOTO UDARA 

PETA
1.Simbol-simbol
2.Obyek langsung terbaca
3.Selektif
4.Hasil generalisasi
5.Detil penting ditonjolkan
6.Informasi disusun pembuat
7.Ketilitian merata
8.Proyeksi orthogonal
9.Warna obyek oleh pembuat
10.Posisi terbaca (berkoordinat)
11.Tidak tiga dimensional (tidak stereoskopis)

FOTO UDARA
1.Asli/nyata (model ikonik)
2.Perlu interpretasi dahulu
3.Tidak selektif
4.Bukan hasil generalisasi
5.Detil penting tersamar
6.Informasi digali sendiri
7.Ketelitian consentris
8.Proyeksi sentral
9.Warna apa adanya, warna sama belum tentu obyek sama
10.Posisi tidak terbaca
11.Stereoskopis
SKALA 
Skala adalah perbandingan jarak pada bidang datar dengan jarak riil (sesungguhnya) di lapangan
skala peta
skala foto udara 
Skala:
adalah perbandingan antara focus kamera dengan tinggi terbang pesawat
focus kamera (f)
tinggi terbang pesawat (H)

Skala = f/H

Berdasarkan pembacaan informasi tepi foto dan pengukuran diperoleh data sebagai berikut: altimeter= 15600 m; focus kamera=1,54 cm
Bila dalam lembar foto tersebut terdapat sebuah bidang persegi dengan panjang: 15 cm dan lebar 5 cm, maka hitunglah luas persegi tersebut sesungguhnya di lapangan, bila diketahui ketinggian tempat bidang referensi 200 mdpal! 
Berdasarkan pembecaan informasi tepi foto dan pengukuran diperoleh data bagai berikut: altimeter= 15400 m; focus kamera=1,54 m
Bila dalam lembar foto tersebut terdapat sebuah bidang persegi dengan panjang: 15 cm dan lebar 5 cm, maka hitunglah luas persegi tersebut sesungguhnya di lapangan! 
INFORMASI TEPI FOTO UDARA 
Ilustrasi Penyinaran Matahari 
JALUR TERBANG DAN TAMPALAN 
Jalur terbang adalah rute yang dilewati oleh pesawat terbang saat melakukan pemotretan dari udara (run)
TAMPALAN Tampalan adalah liputan yang sama yang terdapat pada lembar foto lainnya, urutan atau depannya (endlap=± 60 %) ataupun sampingnya (sidelap=± 30 %). Dengan bertampalan, maka dualembar foto dapat diamati secara stereoskopis (tiga dimensi)

DASAR PENGINDRAAN JAUH

KONSEPSI DASAR PENGINDERAAN JAUH
 
Definisi Penginderaan Jauh
QPenginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
QPenginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
QPenginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi lektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).

“Penginderaan jauh merupakan ilmu, metode atau teknik memperoleh informasi objek permukaan bumi dengan menggunakan alat yang disebut “sensor” (peraba), tanpa melalui kontak langsung dengan objeknya”.
 
 Masukan Data Penginderaan Jauh
•Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau
•Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterpretasikan atau diterjemahkan/ditafsirkan terlebih dahulu. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
 
 Sistem Penginderaan Jauh
•Penginderaan jauh yang menggunakan Matahari sebagai tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif, sedangkan yang menggunakan sumber tenaga lain (buatan) disebut penginderaan jauh sistem aktif”.
•Tenaga elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk sampai di alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yang bersifat selektif terhadap panjang gelombang, karena itu timbul istilah “Jendela atmosfer”, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Adapun jendela atmosfer yang sering digunakan dalam penginderaan jauh ialah spektrum tampak yang memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer
•Di Atmosfer, gelombang elektromagnetik mengalami hambatan (serapan, pantulan dan hamburan), yang disebabkan oleh materi debu, uap air dan gas

Faktor-faktor selain atmosfer yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari (pancaran gelombang elektromagnetik) sampai ke permukaan bumi adalah:

a. Waktu (jam atau musim)
Faktor waktu berpengaruh terhadap banyak sedikitnya energi matahari untuk sampai ke bumi. Misalnya pada siang hari jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dibandingkan dengan pagi.

b. Lokasi
Lokasi ini erat kaitannya dengan posisinya terhadap lintang geografi dan posisinya terhadap permukaan laut. Misalnya di daerah khatulistiwa jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dari pada daerah lintang tinggi.

c. Kondisi cuaca
Kondisi cuaca mempengaruhi adanya hambatan di atmosfer. Misalnya saat cuaca berawan jumlah tenaga yang diterima lebih sedikit dari pada saat cuaca cerah.

FOTOGRAMETRI



FOTOGRAMETRI

FOTOGRAMETRI = PHOTOGRAMMETRY
PHOTOGRAM = REKAMAN FOTO
METRY = MENGUKUR
PHOTOGRAMMETRY = MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN FOTOGRAM
MENDAPATKAN UKURAN MELALUI FOTO UDARA
FOTOGRAMETRI

METRIK FOTOGRAMETRI ( METRIC PHOTOGRAMMETRY ) = MENYADAP UKURAN – UKURAN DARI FOTO UDARA
- PENENTUAN GEOMETRI DAN POSISI OBYEK MELALUI PENGUKURAN/PENGAMATAN: JARAK, SUDUT, LUAS DAN VOLUME DARI PROSES FOTOGRAMETRI
- MELIPUTI PENGUKURAN SECARA TEPAT SERTA PERHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN UKURAN DAN BENTUK OBYEK
- UNTUK PENYIAPAN PEMBUATAN PETA-PETA PLANIMETRY DAN TOPOGRAFI DENGAN BANTUAN FOTO UDARA
-
-
FOTOGRAMTRI INTERPRETATIF:
- PENGOLAHAN CITRA FOTOGRAFIK MAUPUN NON FOTOGRAFIK ( radar, cisat ) GUNA PEMBENTUKAN BASIS DATA BAGI KEPERLUAN REKAYASA TERTENTU
- MELIPUTI PENGENALAN DAN PENENTUAN IDENTITAS OBYEK
-
FOTOGRAM: FOTO UDARA YANG DILENGKAPI KETERANGAN – KETERANGAN UNTUK MEMBANTU MENGETAHUI KETERANGAN-KETERANGAN PADA FOTO UDARA.
YANG DAPAT DIUKUR PADA FOTOGRAM: ARAH/SUDUT, BEDA TINGGI, VOLUME, JARAK, SEKALA, LUAS, LERENG
UNTUK KEPENTINGAN FOTOGRAMETRI FOTO UDARA DILENGKAPI DENGAN KETERANGAN-KETERANGAN TEPI YANG TERDIRI ATAS PETUNJUK WAKTU, PANJANG FOKUS KAMERA DAN KEDUDUKAN PESAWAT DALAM ARTI POSISI HORISONTAL ATAU MIRING SERTA TANDA PETUNJUK KETINGGIAN PESAWAT PADA SAAT PEMOTRETAN 


SEJARAH PERKEMBANGAN TEHNOLOGI FOTOGRAMETRI
FOTOGRAMETRI BERKEMBANG DARI NEGARA PERANCIS DGN DITEMUKANNYA PEMOTRETAN UDARA YANG PD AWALNYA DILAKUKAN DARI LAYANG-LAYANG & BALON UDARA
ARAGO ( AHLI GEODESI ): MEMPERAGAKAN PEMANFAATAN FOTO UDARA UNTUK SURVEI TOPOGRAFI
1859 DIKEMBANGKAN PEMETAAN TOPOGRAFI PERTAMA OLEH AIME LAUSSEDAT ( SEORANG KOLONEL DR KORPS AHLI TEHNIK ANGKATAN DARAT PERANCIS) DAN BERHASIL DGN BAIK
LAUSSEDAT (BPK FOTOGRAMETRI ) DIPANDANG TELAH BERHASIL MEMETAKAN DAERAH BERTOPOGRAFI KASAR DI PEG. KANADA BARAT.
1886 KAPTEN DEFILLE ( PIMPINAN SURVEYOR KANADA, AMERIKA ) MEMPELOPORI PEKERJAAN PEMETAAN SECARA FOTOGRAMETRIS
1894 DINAS SURVEI PANTAI DAN GEODESI AS MEMANFAATKAN FOTOGRAMETRI UNTUK PEMETAAN DAERAH PERBATASAN KANADA DAN ALASKA
1902 WRIGHT BROTHERS PENEMU PESAWAT UDARA FOTOGRAMETRI SEMAKIN BERKEMBANG PESAT
PD I: FU UTK PENGINTAIAN MEDAN LAWAN
ANTARA PDI & PD II PEMETAAN DGN FOTOGRAMETRI DILAKUKAN SECARA BESAR-BESARAN, BAIK OLEH SWASTA MAUPUN PEM DI AS & EROPA
PERALATAN & TEHNIK DLM FOTOGRAMETRI SEMAKIN BERKEMBANG
FU YG TADINYA UTK PENGINTAIAN MEDAN LAWAN BERKEMBANG UTK KEPENTINGAN YANG LEBIH LUAS: PEMETAAN TOPOGRAFI, PEMETAAN PERSIL
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA PEMOTRETAN UDARA DIPANDU OLEH PEMAKAIAN SARANA NAVIGASI GPS ( PEMOTRETAN UDARA KINEMATIKA (JPS DIPADUKAN DGN KAMERA UDR DLM SATU MISI PEMOTRETAN )
SASARAN PENGINDERAAN JAUH DALAM LINGKUP KADASTRAL
PEMANFAATAN TEHNIK PJ DI BPN PD AWALNYA UTK PEMETAAN TGT
ANTARA ’80-.90 CISAT YG DIHASILKAN ADALAH SPOT ATAU LANDSAT YG BERESOLUSI RENDAH
PERKEMBANGAN TEHNIK INDRAJA SELANJUTNTA MIS: IKONOS, CUICKBIRD DIMUNGKINKAN UTK PEMETAAN KADASTRAL
BBRP PERTIMB PENGGUNAAN CITRA SATELIT UTK PEMETAAN KADASTRAL:
-RESOLUSI SPASIAL CISAT: PETA DSR PENDAFTARAN 1:10000, 1:2500, 1:1000; UTK BID-BID YG KECIL 1:500, 1:250
-WILAYAH CAKUPAN LUAS
-RELATIF MURAH:
IKONOS: USD20/Km2 MINIMUM ORDER 100 Km2
QUICKBIRD USD22/Km2 MINIMUM ORDER 64 Km2
PENGGUNAAN CISAT UTK LINGKUP KADASTRAL PERLU MEMPERHATIKAN
-KESIAPAN SDM
-HARDWARE & SOFTWARE
-STANDARISASI PRODUK AGAR TERDPT KESERAGAMAN KUALITAS PROSES & PRODUK 


TIGA TITIK PENTING DALAM FOTOGRAMETRI
TITIK UTAMA ( PRINSIPAL ):
TITIK PADA FU HASIL PERPOTONGAN GARIS PROYEKSI ORTOGONAL YANG MELALUI TITIK PERSPEKTIF
TITIK TEMBUS SUMBU KAMERA PADA FOTO UDARA DENGAN ARAH SUMBU KAMERA TEGAK LURUS TERHADAP DAERAH YANG DIPOTRET YANG DIANGGAP SEBAGAI BIDANG DATAR.
TITIK PRINSIPAL MERUPAKAN PUSAT GEOMETRI FOTO UDARA
TITIK NADIR
TITIK YANG TERLETAK TEGAK LURUS DIBAWAH PUSAT KAMERA PADA SAAT PEMOTRETAN
TITIK POTONG GARIS VERTIKAL MELALUI TITIK PERSPEKTIF DAN MEMOTONG BIDANG FILM
PENYIMPANGAN TOPOGRAFI BERSIFAT RADIAL TERHADAP TITIK NADIR
ISOCENTER:
TITIK POTONG GARIS BISEKTRIS ANTARA GARIS PROYEKSI ORTOGONAL DAN GARIS TEGAK LURUS YANG MEMBENTUK TITIK NADIR
TITIK PADA FOTO UDARA YANG TERLETAK DITENGAH GARIS ANTARA TITIK PRINSIPAL DAN TITIK NADIR
PERGESERAN LETAK OLEH KECONDONGAN KAMERA BERSIFAT RADIAL TERHADAP ISOCENTER 


Foto udara: rekaman sebagian permukaan bumi yang diambil dr kamera udara yg dipasang antara lain pd pswt udara
Foto terestrial: rekaman sebagian permk bumi diambil dr kamera yang berada di permukaan bumi 


DATA DALAM FOTOGRAMETRI
DATA METRIK: BERSIFAT KUANTITATIF, DITUNJUKKAN DGN NILAI ANGKA HASIL PENGUKURAN DR FU MIS JARAK, SUDUT DAN DPT DIUJUDKAN DLM BENTUK PETA
DATA NON METRIK:BERSIFAT KUALITATIF, MRPKN MUTU/PERBANDINGAN UNSUR OBYEK PD FU, SBG PENUNJANG PEMBUATAN PETA
OBYEK YG TEREKAM PD FU MELIPUTI
-OBYEK ALAMI: GUNUNG, LEMBAH, SUNGAI, RAWA, LAUT
-OBYEK BUATAN: BANGUNAN, JEMBATAN, REL KERETA API, PERKEBUNAN, PEMUKIMAN TRANSM 


PADA SETIAP LEMBAR FU DILENGKAPI TANDA-TANDA TEPI:
-Nama daerah yg dipotret
-Leveling ( nivo kotak )
-tanggal
-Jam
-Altimeter
-Fokus ( jenis lensa )
-No jalur terbang
-No foto 


KLASIFIKASI FOTO UDARA BERDASAR SUMBU KAMERA
- Foto udara tegak
agak condong
- Foto udara condong
sangat condong
Pada fu tegak obyek berbentuk bjr sangkar tetap tergambar sbg bjr sangkar
Pada fu agak condong obyek berbentuk bjr sangkar menjadi trapesium
Pada fu sangat condong bentuk bjr sangkar menjadi trapesium dan tampak cakrawalanya 


BERDASAR PANJANG GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ( JENDELA ATMOSFER ):
FU ultraviolet
FU orokromatik
FU pankromatik
FU inframerah asli
FU inframerah modifikasi
FU ultraviolet: 0,29 – 0,4 µm
FU orokromatik: sptr tampak pd sal biru hgg sbgn sal hijau (0,4 – 0,56 µm)
FU pankromatik: 0,4 – 0,7 µm
FU im asli: 0,7 – 0,9 µm & 1,2 µm bila digunakan film im khusus
FU im modifikasi: sptr im dekat, sbgn sal hijau dan sal merah 


KLASIFIKASI FU BERDASAR SEKALA
Sekala besar ≥ 1:10000 kamera standart ( panj fokus 152 mm ), tinggi pswt 1520 m
Sekala sedang: 1:10000 s/d 1:50000 kamera standart, tinggi pswt 1520 m hingga 7600 m
Sekala kecil ( < 1:50000 ) kamera standart, tinggi pswt > 7600 m 


KLASIFIKASI FU BERDASAR JENIS KAMERA
FU: Kamera Tunggal
FU jamak: multikamera / kmr multilensa
-FU dibuat dgn 4 kmr / 1 kmr berlensa 4
-FU dibuat dgn saluran ganda
-FU dibuat dgn 1 kmr vertikal ditengah & 4/8 kmr condong dibagian tepi 


SKALA FOTO UDARA
Sekala FU: perbandingan jarak pada FU dengan jarak di permukaan bumi
Penentuan sekala:
-S = f/H
-S = df/dl
-S = ( df/dp)( Sp)

Kamis, 30 Maret 2017

KLASIFIKASI IKLIM


Klasifikasi Menurut Koppen
A Iklim hujan tropik, suhu bulan terdingain >18ºC
B Iklim kering, evaporasi > presipitasi
C Iklim sedang, suhu bulan terdingin berkisar -3ºC sampai 18ºC dan suhu bulan terpanas >10 ºC.
D Iklim dingin, suhu bulan terdingin <-3ºC dan suhu bulan terpanas >10-3ºC.
E Iklim Kutub
Gambar. Klasifikasi Iklim A menurut Koppen
Klasifikasi Schmit-Fergusson
Penentuan tipe iklimnya mempergunakan nilai Q yaitu:
DARI PERHITUNGAN NILAI Q TSB & DG MENGGUNAKAN SEGI 3
SCHMIDTH & FERGUSON MK DIDPTKAN 8 TIPE IKLIM DR A – H SBB :
keunggulan
1.Cocok diterapkan di indonesia
2.Cocok utk pengembangan sektor perkebunan, hortikultura dan kehutanan
3.Cocok sbg alat penelitia tanah di daerah ropik
4.Ananlisis datanya simpel
Klasifikasi Iklim Berdasar Oldeman
Oldeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Klasifikasi menurut Oldeman tersebut sering disebut dengan zone agroklimat.
Bulan Basah (BB) : adalah bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm.
Bulan Lembab (BL) : adalah bulan dengan rata-rata curah hujan 100 – 200 mm
Bulan Kering (BK) : adalah bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm
Berikut pembagian tipe iklim utama yang terdiri dari 5 tipe:
Zone A : masa basah > 9
Zone B : masa basah 7 – 9
Zone C : masa basah 5 – 6
Zone D : masa basah 3 – 4
Zone E : masa basah < 3
Pengembangan klasifikasi Oldeman
Penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat kaitanya dengan pertanian tanaman pangan sebagai berikut:
Segi tiga Oldeman
KLASIFIKASI IKLIM IRRI
Klasifikasi iklim kelompok kerja IRRI juga dirancang untuk pemakaian dalam bidang pertanian terutama budidaya tanaman padi. Kriteria bulan basah dan bulan kering yang digunakan sama dengan yang digunakan Oldeman .
Wilayah pada zone I dapat ditanami sepanjang tahun. Berbagai kombinasi pola tanam ganda mungkin dikembangkan di zone II. Pada zone III mungkin dapat ditanami dua kali setahun, sedangkan pada wilayah Zone IV hanya dapat ditanami jika tersedia prasarana irigasi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
PENJABARAN IRRI
Pranata Mangsa
Selama ribuan tahun menghafalkan pola musim, iklim dan fenomena alam lainnya, akhirnya nenek moyang kita membuat kalender tahunan bukan berdasarkan kalender Syamsiah (Masehi) atau kalender Komariah (Hijrah/lslam) tetapi berdasarkan kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya, serta pengaruh bulan purnama terhadap pasang surutnya air laut
1855 M: bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sri Paduka Pakuowono IV atau penggunaannya ditetapkan secara resmi (penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam)
Mangsa ke 1 “kasa”: 22 Juni - 2 Agustus
telur serangga menetas;
kerbau, sapi, kuda malas bekerja; ikan masuk liang
daun gugur pada pohon tertentu
pohon berbunga: jambu air, jambu monyet, durian, kedondong, nangka, rambutan, manggis, cempedak
pohon berbuah: asam, buah nona, jeruk keprok, nanas
tanah retak kurang air
Mangsa ke 2 “karo” : 2 - 25 Agustus
telur ular menetas
pohon mulai berdaun kembali; biji berkecambah
pohon berbunga: jambu air, jambu monyet, durian, kedondong, nangka, rambutan, manggis, cempedak, lengkeng, salak
pohon berbuah: asam, buah nona, jeruk keprok, jeruk siam, sawo, anggur
palawija menunjukkan kekurangan air
Mangsa ke 3 “katiga” : 25 Agustus - 18 September
daun pepohonan lebat; palawija panen
bambu, gadung, temu, kunyit semi & bertunas
pohon berbunga: asam, rambutan, salak, leci, manggis
pohon berbuah: asam, buah nona, anggur, cempedak
Mangsa ke 4 “kapat” : 18 September - 13 Oktober
burung pipit, manyar membuat sarang
binatang kaki 4 mencari pasangan; ikan keluar dari liang
pohon kapuk panen buah
pohon berbunga: jeruk keprok, jeruk nipis, kepel, markisa, salak
pohon berbuah: anggur, duwet, mangga, nangka
Sumur kering
Mangsa ke 5 “kalima” : 13 Oktober - 9 November
hujan mulai turun
pohon asam berdaun muda; kunyit & gadung berbunga
pohon berbuah: anggur, duwet, mangga, durian, cempedak
Mangsa ke 6 “kanem” : 9 November - 22 Desember
muncul lipas air
pohon berbunga: kesemek, gandaria
buah masak: mangga, durian, dll.
Mangsa ke 7 “kapitu”: 22 Desember - 3 Februari
hujan terus menerus; banjir, badai, longsor
saat tanam padi; pohon berbunga: duku, gayam
pohon berbuah: durian, jeruk manis, dondong, lengkeng, manggis, rambutan, salak
Mangsa ke 8 “kawolu” : 3 Februari - 1 Maret
muncul tenggoret/garengpung
hujan jarang; banyak guntur
tanaman padi mulai berbuah
pohon berbunga: gayam, kepel
pohon berbuah: alpukat, jeruk nipis, dondong, lengkeng, leci, manggis, salak, wuni
Banyak ulat, banyak penyakit
Mangsa ke 9 “kasanga” : 1 - 26 Maret
tenggoret keluar di pepohonan
tanaman padi berbuah
pohon berbunga: alpukat, jeruk nipis, duku, dondong, leci, salak, wuni
10. Mongso Kasadoso,
-mulai sekitar tanggal 26 Maret selama 24 hari.
-Watak mongso ini adalah Gedong minep jroning kalbu (gedung tertutup dalam hati).
- Gejala alam yang nampak adalah burung-burung pada membuat sarang dan bertelur. Tanaman polowijo pada lahan kering.
11. Mongso Desto,
-mulai sekitar tanggal 19/20 April selama 23 hari.
-Watak mongso ini adalah Setyo sinorowedi (Intan diasah). Gejala alam yang nampak adalah telur burung mulai menetas dan pada menyuapi anaknya.
12. Mongso Sodo atau Sabdo,
-mulai sekitar 12/13 Mei selama 41 hari.
-Watak mongso ini adalah Tirto sah saking sasono (air lenyap dari tempatnya). Gejala alam yang nampak adalah hujan habis, mulai kemarau. Pada pagi hari terasa dingin dan misim petani menumpuk (menyimpan) jerami.

HUJAN BUATAN

HUJAN BUATAN

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation)

Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah

Syarat terjadinya hujan buatan adalah sebagai berikut:
1. kelembaban relatif 70%
2. kecepatan angin < 10 knots
3. tidak ada lapisan inversi
4. dekat dengan lapangan terbang/ jarak penerbangan tidak terlalu jauh.

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam membuat hujan buatan
1. Na Cl , sebagai inti kondensasi
2. Ca Cl2,
3. urea
4. Es kering
5. Aerosol, untuk mencegah penggumpalan
6. Pompa air
7. Pesawat penabur

ISTILAH HUJAN BUATAN (RAIN MAKING) SEBENARNYA KURANG
TEPAT….
KARENA HANYA DIMAKSUDKAN UTK MEMBANTU PROSES YG ADA
DI ATMOSFER SHG PEMBENTUKAN TETES AWAN DAN TETES
HUJAN DIPERCEPAT.
ISTILAH YG TEPAT ADL HUJAN RANGSANGAN….
KARENA KEGIATAN DIMULAI PD JAM 07.00 WIB.
PERTAMA, PD JAM 06.00 WIB POS KOMANDO MENERIMA LAPORAN
CUACA MENGENAI :
ARAH & KEC ANGIN PD SETIAP KETINGGIAN, SUHU & KELEMBN
UDARA, PERAWANAN, JENIS AWAN, DLL.
SETELAH ITU DILAKUKAN RAPAT SINGKAT SELAMA ± 30 MENIT
UTK MEMBUAT PERENCANAAN OPERASI (LOKASI, JENIS DAN
JUMLAH GARAM YG AKAN DISEBARKAN)
SELESAI RAPAT DILAKUKAN OPERASI PERTAMA :
DG MENYEBAR GARAM PD LOKASI YG TELAH
DITENTUKAN.
AWAN YG TELAH MEMASUKI TINGKAT DEWASA KMD
DIRANGSANG DG LARUTAN UREA.
PENYEMPROTAN LAR. UREA DILAKUKAN DI DLM AWAN PADA
KETINGGIAN 200 M DI ATAS DASAR AWAN.
SETELAH OPERASI SELESAI (JAM 17.00 WIB) BIASANYA
RAPAT EMBALI UTK EVALUASI KEGIATAN TSB.
GARAM DAPUR (NaCl) BERTINDAK SGB INTI KONDENSASI DAN JIKA
DITABURKAN DI DLM AWAN IA BERTINDAK SBG TETES LAR. YG
MENGGIATKAN MEKANISME BENTURAN DAN PENGGABUNGAN.
JIKA DIAMETER BUTIR GARAM 40 µm (JARI2NYA 20 µm) MAKA VOLUME
1 BUTIR GARAM ADL :

V = 4/3 π r² = 4/3 x 3,14 x ( 2.10‾²)³ mm³

= 38,4 x 10‾6 mm)³ = 32 x 10-9 cm³

MISALKAN MASA JENIS GARAM, ρ = 1,2 gram/cm³, MAKA MASSA

1 BTR GARAM :

m = V.p = 32 x 10‾9 cm3 x 1,2 gr/cm³
= 38,4 x 10‾9 gram

PESAWAT DAKOTA MAMPU MENGANGKUT 1 TON GARAM YG SETARA
DG = 26 x 1012 BUTIR GARAM, BIASANYA DISEBAR DALAM TEMPO,
t = 45 menit = 45 x 60 detik = 2.700 detik.
PEMBENTUKAN AWAN MEMERLUKAN INTI KONDENSASI DG UAP AIR
MENGKONDENSASI DAN MEMBENTUK TETES AWAN.
PARTIKEL YG HIGROSKOPIS HANYA MENANGKAP UAP AIR PADA
KELEMBAPAN NISBI TERTENTU YG DISEBUT KELEMBAPAN
NISBI KRITIS (RHc)

MIKROSTRUKTUR AWAN DIPENGARUHI OLEH KONSENTRASI
INTI KONDENSASI DAN INTI ES, DAN PERTUMBUHAN TETES ENDAPAN
DISEBABKAN OLEH KELABILAN DI DLM MIKROSTRUKTUR AWAN.
- DLM AWAN PANAS, TETES BSR TUMBUH DG MENANGKAP TETES KCL

OLEH MEKANISME BENTURAN TANGKAPAN
- JIKA ADA PARTIKEL ES DLM AWAN CAMPURAN, MK PARTIKEL ES AKAN

TUMBUH OLEH DEPOSISI DG MENGORBANKAN TETES AIR KELEWAT

DINGIN, KMD PEMBEKUAN & PENGGABUNGAN.
-DG MEMBENIH PARTIKEL HIGROSKOPIS BESAR ATAU TETES AIR
KE DLM AWAN PANAS, AGAR DPT MERANGSANG PERTUMB TETES
HUJAN OLEH MEKANISME BENTUAN-TINGKAPAN.
-DG MEMBENIH INTI ES BUATAN KE DLM AWAN DINGIN YG
KEKURANGAN INTI ES ALAM DLM KONSENTRASI SEKITAR SATU/LITER,
AGAR DPT MERANGSANG PROD ENDAPN OLEH MEKANISME KRISTAL ES.
-DG MENGINJEKSI INTI ES BUATAN DG KONSENTRASI YG TINGGI KE DLM
AWAN DINGIN AGAR DPT MENGURANGI SCR DRASTIS KONSENTRASI
TETES KELEWAT DINGIN SHG MENGHALANGI PERTUMB PARTIKEL ES
OLEH DEPOSISI DR PEMBEKUAN.
HAL INI CENDERUNG MELENYAPKAN AWAN DAN MENINDAS PERTUMB
PARTIKEL ENDAPAN.

FISIS : UJI LAPANGAN, EFEK JENIS PEMBENIHAN BUATAN PD AWAN, DAN
PENENTUAN HUB SEBAB AKIBAT ( DARI PENGINTIAN DI DLM AWAN
SAMPAI DG ENDAPAN DI PERMK TANAH ).
STATISTIK : MELAKUKAN PEMBENIHAN BUATAN DI BAWAH KONDISI
KHUSUS TTT ( MIS : SUHU PUNCAK AWAN DLM JANGKA WKT TTT,
ANGIN DR SUATU ARAH TTT ).
SECARA IDEAL, UJI COBA MODIFIKASI BUATAN SEBAIKNYA DIMULAI
DARI EVALUASI FISIS YG ADA. HASIL EVALUASI FISIS SEBAIKNYA
DIPAKAI SBG DASAR UTK MENENTUKAN PERIODE GILIRAN DLM UJI
COBA STATISTIK. SAYANGNYA, SGT SEDIKIT UJI COBA PEMBENIHAN
AWAN DILAKUKAN DG CARA INI, AKIBATNYA SBGN BSR HASIL UJI COBA
TANPA KESIMPULAN.
AWAN CUMULUS DPT DIGOLONGKAN SBG AWAN PANAS, JK SUHUNYA
DI ATAS 0º C, ATAU
DPT DIGOLONGKAN SBG AWAN DINGIN, JK AWAN INI TUMBUH JAUH
KE LAPISAN BEKU, SHG SUHU AWAN SEBGN ATAU SELRHNYA DI BWH 0º C.
PARAS 0º C DISBT PARAS BEKU ATAU PARAS PELEBURAN.
DLM AWAN PANAS, JK TETES AWAN MEMP UKURAN SERBA SAMA MK
KEC JATUH TERMINAL JG SAMA SHG KEMUNGKINAN BENTURAN DAN
TANGKAPAN SGT KCL, SHG JK TDK TERDPT PERTUMB UKURAN TETES.
SCR ALAMIAH AWAN INI SULIT ATAU TDK DPT MENGHASILKAN HUJAN.
MODIFIKASI AWAN DPT DILAKUKAN DG MENGINJEKSI TETES BESAR
KE DLM AWAN SHG MEKANISME BENTURAN-TANGKAP MENJD LBH AKTIF.
AKIBAT PROSES BENTURAN, TETES BERTAMBAH BSR DAN JATUH LBH
CEPAT YG BERARTI EFISIENSI PENGGABUNGAN BERTAMBAH BSR,
DG DMK AKAN MAKIN CEPAT TETES AWAN.
CUMULUS YG TUMBUH MENJULANG TINGGI JAUH
KE LAPISAN ATMOSFER DG SUHU DI BWH 0ºC,
DPT DIGOLONGKAN SBG AWAN DINGIN.
PD LAPISAN AWAN ANTARA 0ºC DAN - 40ºC TDK
TERJADI PENGINTIAN AIR SCR SPONTAN, KECUALI JK TETES
MENJUMPAI INTI PEMBEKU ATAU INTI ES.
AEROSOL BUATAN YG BANYAK DIPAKAI UTK MERANGSANG
HUJAN ADL PERAK IODIDA (AgI).
AKAN TETAPI DI INDO BANYAK RADIASI MATAHARI MK AgI TDK EFEKTIF
DIPAKAI SBG INTI PEMBEKU, KRN ITU SBG GANTINYA DPT DIPAKAI
ES KERING (CO² PADAT) YG DITABURKAN DR PUNCAK AWAN.
SUHU KESEIMBANGAN SUBLIMASI ES KERING ADL -78ºC, JAUH LBH
DINGIN DP SUHU PEMBEKUAN HOMOGEN AIR.
JIKA DIINJEKSI KEDLM AWAN KELEWAT DINGIN MAKA PELET
ES KERING AKAN TURUN DAN DLM LINTASANNYA ES KERING AKAN
MEMBEKUKAN TETES YG DILALUINYA.

PERCOBAAN HUJAN BUATAN DPT DILAKUKAN DG 2 CARA, YI
SECARA AKTIF DAN SECARA PASIF.
SECARA PASIF PERNAH DILAKUKAN DI DAERAH TANGKUBAN PERAHU,
YI DG MENYEMPROTKAN LAR UREA DARI MENARA DISPENSER.
MASUKNYA LAR INI KE DLM AWAN SGT TERGANTUNG PADA :
KONDISI CUACA TERUTAMA ARAH DAN KEC ANGIN, DAN
STABILITAS UDARA.
LIPUTAN AWAN RENDAN DAN KABUT MENYEBABKAN BAHAYA DI
LAPANGAN TERBANG.
KONSEP PELENYAPAN AWAN OLEH PEMBENIHAN HAMPI SAMA DG
PENINGKATAN HUJAN.
PARTIKEL BESAR ATAU INTI ES DIINJEKSIKAN UNTUK MENYAPU
TETES AWAN SHG DAERAH TSB MENJADI CERAH.
PERAK IODIDA & ES KERING TLH BERHASIL DIPAKAI UTK MENCERAHKAN
MENDUNG DAN KABUT KELEWAT DINGIN.
KABUT PANAS DI ATAS 0ºC LBH SULIT DIHILANGKAN.




ATMOSFIR BUMI

ATMOSFIR

Atmosfir adalah merupakan selimut gas yang tebal menyelubungi seluruh permukaan bumi.

Sifat-sifat atmosfir:
-Tidak terasa, tidak berbau dan tidak berwarna
-Dinamis dan elastis
-Transparan terhadap bentuk radiasi
-Mempunyai berat

Aerosol DI ATMOSFER

-Debu 20%
-Kristal 40%
-Abu 10%
-Asap 5%
-Lain-lain 25% (mikro organisme)

Manfaat atmosfir bagi kehidupan di bumi:
1.Merupakan sumber gas yang sangat fital
2.Pelindung dari panas dan dingin (buffer)
3.Pelindung dari radiasi berenergi tinggi ( sinar X, sinar ultra violet)
4.Pelindung dari hujan meteor
5.Pengangkut uap air melalui proses-proses yang dinamis dari peredaran udara serta menentukan timbulnya hujan.
6.Pengatur kelestarian mekanisme cuaca dan iklim

Oksigen penting untuk mengubah makanan menjadi energi & nitrogen terutama diperlukan bagi tanaman, namun walaupun meliputi 99% volume udara ternyata pasif thd proses cuaca.

Helium & Hidrogen sangat jarang, kecuali pada elevasi sangat tinggi, karena merupakan gas yang sangat ringan.

H2O (uap, cair, padat), CO2 (ERK) & O3 (menyerap UV) penting didalam pertukaran panas antara atmosfer, bumi, dan matahari.

CO2 masuk dalam atmosfer terutama karena kegiatan makhluk hidup di darat & di laut. Keseimbangan dinamis diatur oleh foto-sintesis yang menggunakan 3% jumlah CO2 per tahun.

Hampir separuh CO2 dari atmosfer diserap laut. Molekul CO2 diperkirakan akan kembali setiap 6 tahun, sementara molekul N2 menghabiskan waktu 10 juta th untuk kembali digunakan dalam proses biologis, sedangkan molekul O2 diperkirakan akan kembali setelah 4 juta th.

Terjadi peningkatan kandungan CO2 dalam atmosfer. Apa sebab dan akibatnya?

AIR DI ATMOSFER.

Uap air di troposfer sekitar 1-3%

Uap air mampu menyerap energi infra-red, sangat mempengaruhi neraca panas

Awan yg terbentuk dari uap air mampu memantulkan radiasi matahari dan mempunyai efek menurunkan suhu atmosfer.

Pada malam hari, uap air di atmosfer berfungsi sebagai “blanket”, menahan panas dari bumi dengan jalan menyerap radiasi infra-red.

Lapisan utama atmosfir terdiri dari:
1.Troposfir (16 Km)
2.Stratosfir(ozonosfir) (48 Km)
3.Mesosfir (80 Km)
4.Termosfir (ionosfir) (> 80 Km)

Termosfer

Ketinggian > 80 km, sangat jarang partikel gas yang mencapai lapisan ini. Puncak lapisan 100 km atau 250 km dari permukaan laut,

Lapisan berisi molekul N2, O2, N dan O.

Perubahan suhu terhadap ketinggian bersifat inversi suhu.

Suhu dari -95oC pada ketinggian 80 km hingga -50oC pada ketinggian 100km dan -38 oC pada ketinggian 110 km.

LApisan tempat berlangsungnya ionisasi gas N2 dan O2 sehingga disebut juga ionosfer. Diatas ketinggian 100 km, pengaruh radiasi uv dan sinar X makin kuat.

Jumat, 24 Maret 2017

PENCARIAN AIR TANAH


PENCARIAN AIR TANAH 


Metode Penginderaan jauh: dengan menggunakan foto udara konvensional (berdasarkan atas pola vegetasi dan lokasi

penyebaran airtanah dapat diperkirakan kasinya.

Ciri-ciri permukaan yang dikenal dari foto udara yang dapat membantu dalam penilaian keadaan airtanah, diantaranya:

1. Topografi, yang meliputi;

- perkiraan kedudukan relief regional

- perkiraan kedudukan relief lokal


2. Freatofit dan tumbuhan air

3. Formasi geologi kemungkinan mengandung akifer atu bentuklahan

- teras aluvium dan dataran banjir

- lembah dan lembah tertimbun/tertinggal

- lembah antar gunung

- kompleks marine

- kipas aluvial

- delta

- Beach redge/ sand dune

4. Danau dan sungai

- kepadatan aliran

- hilangnya aliran sungai

- Danau

- Sungai besar yang mempunyai dataran banjir aktif

- Aliran glasier


5. Cekungan dan rembesan

6. Mata air ( mata iar kontak, depresi, solutional)

7. Kenampakan air buatan

- sumur

- bendungan

- saluran

8. Gunungapi

- lereng gunungapi

- Kaki gungapi

- Dataran flufio gunung api

- Dataran gunungapi

- Lembah antar gunung


9. Batuan gamping

- dolin dan ovala

- sungai bawah tanah

10. kenampakan air buatan

- sumur

- bendungan

- kanal, saluran