PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK
Kriteria Perencanaan
Pemilihan proses pengolahan air
limbah domestik yang digunakan didasarkan atas beberapa
kriteria yang dinginkan oleh pengguna yaitu antara lain
:
·
Efisiensi pengolahan dapat
mencapai standar
baku mutu air limbah domestik
yang syaratkan.
·
Pengelolaannya
harus mudah.
·
Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar.
·
Konsumsi energi
sedapat mungkin rendah.
·
Biaya operasinya rendah.
·
Lumpur yang
dihasilkan sedapat mungkin kecil.
· Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
· Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
·
Dapat menghilangkan
amoniak sampai mencapai standar baku mutu
yang berlaku.
·
Perawatannya mudah
dan sederhana.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas untuk pengolahan air limbah domestik teknologi yang digunakan adalah kombinasi proses biofilter anaerob- aerob.
Disain Proses Ipal Domestik
Seluruh air
limbah yang
dihasilkan dari
kegiatan domestik yaitu
air limbah dapur, air limbah kamar mandi, air limbah pencucian, air limbah wastafel,
air limpasan dari tangki septik dan air limbah lainnya, seluruhnya dialirkan ke bak pemisah lemak
atau minyak. Bak pemisah
lemak tersebut berfungsi untuk memisahkan
lemak atau minyak yang berasal
dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan kotoran pasir, tanah atau
senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis.
Selanjutnya limpasan dari bak pemisah
lemak dialirkan ke bak ekualisasi
(Sum Pit)
yang berfungsi sebagai bak
penampung limbah dan bak kontrol aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit IPAL.
Di dalam unit IPAL tersebut, pertama air limbah
dialirkan masuk ke bak pengendap
awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain
sebagai bak pengendapan, juga berfungsi
sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Di dalam
bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media
khusus dari bahan plastik tipe sarang
tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh
bakteri anaerobik atau
fakultatif aerobik. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter
akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-
organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap.
Air limbah dari
bak kontaktor (biofilter)
anaerob dialirkan ke bak
kontaktor aerob. Di dalam
bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus
dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil
diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian
air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi
lebih besar. Proses ini sering di namakan
Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Dari bak aerasi, air dialirkan
ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung mikro-organisme diendapkan dan sebagian air
dipompa kembali ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (outlet/
over flow) sebagian
dialirkan ke bak yang ditanami ikan,
dan sebagian lagi dialirkan ke bak khlorinasi/kontaktor khlor. Di dalam
bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor
untuk membunuh micro-organisme patogen. Penambahan khlor bisa dilakukan dengan menggunakan khlor tablet atau
dengan larutan kaporit yang disuplai melalui pompa dosing. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat
langsung dibuang ke
sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan
zat organik (BOD, COD), amonia, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya dapat juga turun
secara signifikan.