Pembangunan sebagai jargon
Pembangunan muncul setelah PD II melalui Marshall Plan
Marshall Plan mendorong lahirnya Ekonomi Pembangunan
Tiga pilar utama munculnya teori pembangunan: pertumbuhan ekonomi, bantuan luar negeri, dan perencanaan (Preston, 1985)
Persoalan mengiringi pembangunan: pengangguran, kemiskinan, ketimpangan pendapatan Krisis dalam pembangunan muncul akibat persoalan di atas: mempertanyakan kembali teori pembangunan yang muncul (kebanyakan dari Eropa)
Dimensi baru pembangunan: kebutuhan pokok, pembangunan mandiri, ethodevelopment (kemiskinan, lingkungan, dsb).
PEMBANGUNAN EKONOMI (Todaro, 2000)
nKeberlangsungan kehidupan seluruh masyarakat dan sistem sosial (sistem ekonomi dan non-ekonomi) menuju ke kehidupan yang lebih baik
Pembangunan Ekonomi mencakup:
1.Perubahan struktur produksi dan kesempatan kerja
2.Indikator non-sosial ekonomi (fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dsb).
Tiga Nilai (Value) dari Pembangunan
1.Sustenance: The Ability to Meet Basic Needs
Food, shelter, health, and protection
Absolute underdevelopment
2.Self Esteem: To Be a Person
Suatu perasaan berarti dan dihargai, dan tidak dijadikan ‘alat’ oleh yang lain.
3.Freedom for Servitude: To Be Able to Choose
Tiga Tujuan Pembangunan
1.Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi kebutuhan dasar manusia secara langgeng
2.Meningkatkan standar hidup
3.Memperluas cakupan pilihan sosial dan ekonomi
PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Orde Baru: Sentralistik oleh Bapennas
Dijabarkan dalam Repelita
Daerah menerima alokasi anggaran dan program
Dirasa bukan pembangunan daerah seutuhnya melainkan pembangunan di daerah
Apakah yang dilakukan Orde Baru akan berlanjut?
Bagaimana dengan Desentralisasi?
Sistematika Diskusi
1.Evolusi Makna Pembangunan dan Indikator Pembangunan
2.Teori Pembangunan
3.Masalah-Masalah dalam Pembangunan
4.Transformasi Sektor Pertanian
5.Kesimpulan dan Ujian
Evolusi Makna Pembangunan dan Indikator Pembangunan
Pandangan Tradisional
Strategi pertumbuhan ekonomi: meningkatkan pendapatan per kapita
Trickle down effect diharapkan mengurangi kemiskinan, ketimpangan, pengangguran dsb
Teori yang mendasari: Harrod Domar, Arthur Lewis (The Theory of Economic Growth), WW Rostow.
Strategi pembangunan: modal asing dan industrialisasi
Eurocentrism: kapitalis, mekanisme pasar, dan industrialisasi (aliran Keynesian)
Pandangan Tradisional
Kritik terhadap pandangan tradisional muncul th 1960an oleh Maddison dan Denison, perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi perbedaan dalam menggunakan modal dan input yang lain, tetapi modal manusia dan teknologi juga berperanan penting.
Paradigma Baru Dalam Pembangunan
Pertumbuhan (growth) tidak identik dengan pembangunan (development)
Pertumbuhan ekonomi merupakan necessary but not sufficient condition (Esmara, 1968: 12; Meier, 1989:7)
Myrdal (1971): pembangunan merupakan pergerakan ke atas seluruh sistem sosial
Pembangunan bukan saja memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi (GNP growth) tetapi juga pada kualitas hidup manusia
Paradigma Baru Dalam Pembangunan
1.Strategi Pertumbuhan Dengan Distribusi
Bagaimana pembagian/distribusi “kue” pembangunan.
Strategi pembangunan perlu memasukkan kesempatan kerja, pembangunan manusia, sektor informal dan ekonomi lemah
2.Strategi Kebutuhan Pokok
Todaro (1989:89) menekankan pada kebutuhan dasar, kebutuhan untuk dihargai, dan kebebasan memilih
Paradigma Baru Dalam Pembangunan
3.Strategi Pembangunan Mandiri
Usaha mandiri dengan sedikit atau tanpa campur tangan pihak luar (negara lain)
Mendasarkan pada konsep Mahatma Gandhi, Mao, dsb
4.Strategi Pembangunan yang Berkelanjutan (sustainable development)
Pembangunan yang memperhatikan keberlangsungan sumber daya alam dan lingkungan hidup (Club of Rome)
nParadigma Baru Dalam Pembangunan
5.Strategi yang Berdimensi Etnik
Mempertimbangkan konflik antar etnik dan kepentingan (penguasaan sumber daya, infrastruktur, dsb)
Kesimpulan:
Pembangunan merupakan proses multi-dimensi sehingga pembangunan hendaknya mencakup strategi yang bukan saja ekonomi tetapi juga non-ekonomi, yaitu mencakup perubahan dalam struktur sosial, perilaku dan kelembagaan
Indikator Pembangunan
Definisi Pembangunan menurut Meier (1995:7):
Suatu proses di mana pendapatan per kapita suatu negara meningkat dalam kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang.
Klasifikasi Negara
Klasifikasi menurut PBB
Klasifikasi berdasarkan GNP per capita, yaitu least developed, developing nations, dan OPEC
Klasifikasi UNDP (United Nations Development Program)
Klasifikasi berdasarkan HDI (Human Development Index)
Klasifikasi oleh Kriteria OECD (organization for Economic Cooperation and Development)
Low Income, Middle Income,Newly Industrialized, dan OPEC
Klasifikasi Negara
Klasifikasi Bank Dunia (World Development Report)
Klasifikasi berdasarkan GNI (Gross National Income), yaitu:
1.Negara berpenghasilan rendah: kurang dari atau sama dng US$ 745
2.Negara berpenghasilan menengah: antara $ 745 dan $ 8.626
3.Negara berpenghasilan tinggi: lebih dari atau sama dng $ 9.206
Indikator Sosial
Indikator berdasarkan UNRISD: 9 indikator sosial dan 7 indikator ekonomi. Indikator menurut kriteria UNSRID dihitung berdasarkan tingkat korelasi dengan menggunakan “bobot timbangan” (Tabel 2.3, hl. 26)
Indikator sosial berdasarkan Bank Dunia (Tabel 2.4, hl. 27).
Indeks Mutu Hidup (PQLI)- Morris D. Morris
Merupakan gabungan antara 3 indikator: harapan hidup usia satu tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf (Tabel 2.5., hl. 29)
Indikator Sosial
Indeks Pembangunan Manusia (HDI)
Dilakukan oleh UNDP.
HDI mengukur ‘the average achievement of a country in basic human capabilities’
HDI mengindikasikan tentang kondisi kesehatan, lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan standard hidup penduduk
HDI set minimum dan maksimum untuk setiap dimensi di atas dan menunjukkan dimana posisi suatu negara, antara 0 dan 1
Lamanya hidup dikur dengan life expectancy
Tingkat pendidikan diukur dengan suatu kombinasi adult literacy dan mean years of schooling
Standard hidup penduduk dapat diukur dengan GDP riil per kapita
Indikator Sosial
Contoh:
Adult literacy/illiteracy rate (persentase penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang buta huruf/aksara) berkisar antara 0% sampai 100%. Misalnya suatu negara mempunyai literacy rate 75% artinya dikonversikan sebagai komponen HDI 0,75.
Minimum life expectancy adalah 25 tahun dan maksimum 85 tahun, sehingga apabila suatu negara mempunyai life expectancy adalah 55 tahun, maka dikonversikan ke HDI menjadi 0,5 Minimum income $100 dan maksimum $40,000.
Score dari ketiga dimensi tersebut diatas di rata-rata menjadi overall index
nIndikator Pembangunan Indonesia
Source: World Development Indicators and HDR, World Bank
Human Development Index untuk beberapa negara di kawasan Asia Tenggara
Sumber: Human Development Report, 2004
Teori Pembangunan
TEORI PEMBANGUNAN
1.Teori Tahapan Linear
Teori Adam Smith
Teori Pembangunan Karl Marx
Teori Pertumbuhan Rostow
2.Teori Perubahan Struktural
Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori Pola Pembangunan Chenery
3.Teori Dependensia
4.Kaum Neo-Klasik Penentang Revolusi
5.Teori-teori Baru
TEORI PEMBANGUNAN
Teori Tahapan Linier
1. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Asumsi: pasar persaingan sempurna
Pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi 5 tahap:
Masa berburu, masa beternak, masa bercocok tanam, perdagangan, dan tahap perindustrian.
Spesialisasi merupakan titik sentral
Modal merupakan penggerak pertumbuhan
Kendala keterbatasan modal alam memperlambat gerak pertumbuhan bahkan menurunkan pertumbuhan
Kritik: tidak melihat peran perbankan dan masyarakat kecil
Teori Tahapan Linier
2.Teori Pembangunan Karl Marx
Evolusi perkembangan masyarakat: feodalisme, kapitalisme dan sosialisme
Asumsinya masyarakat dibagi 2: tuan tanah dan buruh atau pemilik modal dan bukan pemilik modal
Kritik terhadap Marx: perubahan dari kapitalis menjadi sosialis dengan revolusi
Teori Tahapan Linier
3.Teori Pertumbuhan Rostow
Tahap I: Perekonomian Tradisional (subsisten dan sektor pertanian adalah sangat penting)
Tahap II: Prakondisi Tinggal Landas
Transisi dari agraris ke industri
Contoh:Renaissance di Eropa
Industrialisasi dng tingkat investasi yang tinggi
Tahap III: Tinggal Landas
Kenaikan laju investasi produktif, laju pertumbuhan tinggi sektor manufaktur, eskpansi sektor modern di dorong kondisi politik, sosial dan kelembagaan.
Teori Tahapan Linier
Tahap IV: Tahap Menuju Kedewasaan
Produksi swadaya
Penggunaan teknologi modern
Perubahan lebih jauh dari industrialisasi
Tahap V: Tahap Konsumsi Massa Tinggi
Perubahan orientasi dari supply side ke demand side (kesejahteraan masyarakat bersama secara luas)
Tiga kekuatan utama: kekuasaan melebihi batas nasional, welfare state, pusat perdagangan
Teori Perubahan Struktural
Teori Perubahan Struktural
Menitikberatkan pada transformasi ekonomi yang dialami NSB dari sektor pertanian subsisten menuju sektor modern, yaitu industri dan jasa
1.Teori Pembangunan Arthur Lewis
Perekonomian Tradisional: subsisten dengan surplus tenaga kerja sehingga menurunkan total produksi yang ada (law of diminishing return)
Teori Perubahan Struktural
Perekonomian Industri:
Tingkat produktivitas tinggi, termasuk marginal produktivitas tenaga kerja positip. Artinya membutuhkan tenaga kerja yang tinggi. Kebutuhan tenaga kerja ini dipenuhi oleh sektor tradisional pedesaan dengan urbanisasi.
(lihat penjelasan gambar)
Teori Perubahan Struktural
2.Teori Pola Pembangunan Chenery
Pergeseran sektoral dari sektor pertanian ke sektor industri
Pendapatan per kapita meningkat sejalan dng pertumbuhan sektor industri yang bertumpu pada akumulasi modal dan sumber daya manusia
Perbedaan transformasi struktural antar negara disebabkan faktor endowment, kebijakan pemerintah dan aksesibiltas teknologi dan modal
Teori Dependensia
Teori Dependensia
Inti: negara dunia ketiga atau negara berkembang tergantung pada negara maju
1.Model Ketergantungan Neokolonial
NSB tergantung secara eksternal dimana penjajahan kapitalis negara maju mengeksplorasi NSB (externally induced phenomenon)
Teori Dependensia
2.Model Paradigma yang Salah
Model ini menyatakan bahwa kebijakan yang disarankan oleh negara maju mempunyai arahan yg salah karena perbedaan karakteristik sosial, budaya, dan kelembagaan antara negara maju dan NSB.
●
3.Tesis Pembangunan yang Dualistik
Elemen superior (negara maju) mendorong elemen inferior (NSB) untuk berbuat bagi kepentingan elemen superior
Kaum Neo-Klasik Penentang Revolusi
Menyatakan bahwa underdevelopment adalah internally induced phenomenon.
Underdevelopmet merupakan hasil dari bad governance (korupsi, inefisiensi, dst)
Solusi dari teori ini: pasar bebas (free market mechanism)
Teori Pertumbuhan Baru
Teori Pertumbuhan Baru
Kegagalan teori pertumbuhan tradisional:
gagal mengidentifikasi secara benar sumber-sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Meskipun NSB telah meliberalisasi perdagangan dan pasar domestiknya namun tetap kesulitan dalam menarik investor asing
Dengan kegagalan tsb muncul teori baru pembangunan: Teori Pertumbuhan Endogen
Teori Pertumbuhan Baru
Teori Pertumbuhan Endogen
Investasi kapital bisa mengalami increasing returns to scale dalam produksi secara keseluruhan
Teknologi meskipun merupakan faktor penting tetapi tidak terlalu diperlukan dalam menjelaskan pertumbuhan jangka panjang
Peran aktif kebijakan publik sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi melalui investasi sumber daya manusia.
Pertanyaan Diskusi
Menurut saudara teori pembangunan yang manakah yang dapat menjelaskan proses pembangunan ekonomi di Indonesia?
Masalah-Masalah dalam Pembangunan
Masalah Ketimpangan dan Kemiskinan
Masalah NSB: pertumbuhan versus distribusi pendapatan
Siapa yang menikmati “kue pembangunan”
Apakah pendapatan per capita suatu ukuran yang benar-benar mewakili kesejahteraan masyarakat suatu negara?
Banyak NSB mengalami pertumbuhan yang tinggi tetapi kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatanjuga tinggi
Masalah Kemiskinan
Beberapa Definisi
Absolute proverty adalah individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
nPoverty Gap adalah total pendapatan yang diperlukan untuk mengangkat ke atas seseorang di bawah poverty line.
Rural poverty rate adalah persentase penduduk rural areas yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional
Urban poverty rate adalah persentase penduduk urban areas yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional
National poverty rate adalah persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional
Masalah Kemiskinan
Human Poverty adalah lack dari kemampuan seseorang, seperti kekurangan nutrisi dan buta huruf
Income Poverty adalah lack pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
Penyebab Kemiskinan
1.Ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya
2.Perbedaan kualitas sumber daya manusia
3.Perbedaan akses dalam modal
Masalah Kemiskinan
Pengukuran Kemiskinan
1.Poverty Gap Index (PG)
PG = I.H, dimana
I adalah income gap ratio yaitu perbedaan antara garis kemiskinan dan rata-rata pendapatan (atau konsumsi) dari penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
H adalah incidence of poverty (poverty headcount ratio) yaitu proporsi individu yang hidup di bawah garis kemiskinan
Masalah Kemiskinan
2.Garis Kemiskinan (Poverty Line)
Garis kemiskinan secara umum adalah ketentuan batasan seorang individu dapat memenuhi sekelompok kebutuhan dasar.
Definisi BPS: kebutuhan minimum 2100 kkal per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan, yaitu papan, sandang, sekolah, transportasi, serta kebutuhan mendasar lainnya (Statistik Indonesia 2002, BPS 2002, hl: 574).
Relative poverty lines garis kemiskinan yang berkaitan dengan rata-rata pengeluaran (kelompok kebutuhan) atau pendapatan di suatu negara, sebagai contoh garis kemiskinan yang diturunkan dari 60 persen dari nilai rata-rata pendapatan/pengeluaran di negara tersebut.
Absolute poverty lines garis kemiskinan yang diturunkan dari konsumsi kebutuhan dasar suatu rumah tangga untuk dapat melangsungkan hidupnya (survived)
Poverty Figure
Poverty Figure
Masalah Ketimpangan Distribusi Pendapatan
1.Hipotesis Kusnetz
Inequality akan mengalami kenaikan pada awal periode pembangunan dan akan menurun ketika telah mencapai suatu tingkat pembangunan tertentu.
inequality
income per capita
2.Gini Index
Gini Index merupakan indikator inequality yg paling umum digunakan
nn = jumlah penduduk; yi dan yj =pendapatan individu i dan j
Gini Ratio di Indonesia, 1978-2002
Alternatif Solusi Masalah Kemiskinan dan Ketimpangan
Berdasarkan pengalaman yang telah lalu mendorong penurunan kemiskinan secara cepat:
Pembangunan sektor pertanian
Investasi pemerintah di sektor peningkatan sumber daya manusia
Pertumbuhan sektor industri
Pertumbuhan sektor jasa
Membangun sesuai dengan dimensi kemiskinan yang berbeda di setiap daerah
Alternatif Solusi Masalah Kemiskinan dan Ketimpangan
Fokus Strategi Penurunan Kemiskinan
Peningkatan pendapatan kelompok miskin
Pengurangan biaya hidup kelompok miskin
Alternatif Solusi Masalah Kemiskinan dan Ketimpangan
Perbaikan distribusi pendapatan
Mendorong peran mekanisme pasar dan integrasi pasar domestik dan internasional
Memperkuat empowerment dari sisi permintaan untuk meningkatkan artisipasi kelompok miskin dalam hal pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih dan sanitasi, dan sarana infrastruktur lainnya
Meningkatkan dan memperbaiki efektivitas desentralisasi
Penguatan fungsi pemerintah yang efektif untuk memfasilitasi agar pasar ramah terhadap kelompok miskin
Partisipasi masyarakat secara bersama-sama dalam menanggulangi kemiskinan
Kebijakan pemerintah yang dapat digolongkan sebagai pro poor harus diarahkan pada: Sektor yang mampu tumbuh dan menciptakan lapangan kerja yang tinggi
Sektor-sektor yang konsentrasi orang miskin tinggi
Kegiatan-kegiatan yang memungkinkan kelompok miskin keluar dari perangkap kemiskinan
Kegiatan yang mengurangi resiko untuk terjerat dalam perangkap kemiskinan (mengurangi vulnerability)
Pertanyaan Diskusi
1.Apakah penyebab kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan di daerah saudara?
2.Program apa saja yang telah dilaksanakan di daerah saudara untuk menurunkan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan?
Masalah Pembangunan Manusia: Kependudukan, Pengangguran, dan Sumber Daya Manusia
Masalah Kependudukan
1.Isu Global Kependudukan
Pertumbuhan penduduk dunia yang sangat pesat
Apakah penduduk yang banyak tsb mendorong atau menghambat pembangunan? Apakah pembangunan mempengaruhi pertumbuhan penduduk? (pandangan pesimis dan optimis)
Masalah Kependudukan
2.Tingkat Kelahiran dan Tingkat Kematian
Kenaikan pertumbuhan penduduk disebabkan kenaikan alami penduduk (kelahiran kurangi kematian) dan migrasi internasional.
3. Rasio Ketergantugan: penduduk usia di bawah 15 th yang tergantung pada penduduk usia kerja (16-64 th) secara ekonomi.
nMasalah Kependudukan
Kependudukan di Indonesia
Penurunan angka kelahiran dan kematian berlangsung singkat (25 – 30 th)
Meskipun jumlah penduduk bertambah, namun laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun
Struktur penduduk: persentase penduduk tua makin meningkat dan penduduk di perkotaan semakin meningkat
Peningkatan persentase perempuan dalam lapangan kerja
Distribusi penduduk masih tidak merata
Demographic Figure
Source: HDR 2004, World Bank
Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah pertumbuhan permintaan tenaga kerja yang melambat sedangkan penawaran tenaga kerja meningkat
Empat dimensi berkaitan dengan employment:
1. Pengangguran terdidik: pengangguran karena lulusan pendidikan tinggi ingin mendapatkan pekerjaan dengan tingkat upah yg tinggi
Masalah Pengangguran
2.Self Employment: orang bekerja untuk dirinya sendiri atau underground economy
3.Perempuan dan Employment
Peran perempuan dalam lapangan kerja di NSB lebih kecil di banding di negara maju, namun telah mengalami peningkatan.
4.Pengangguran Usia Muda dan Tenaga Kerja Anak-anak
David Turnham: tingkat pengangguran usia muda sekitar 30% di NSB. Dan masalah anak usia di bawah 14 th yang bekerja banyak ditemui di NSB (Todaro, 2000)
Masalah Pengangguran
Sebab-sebab pengangguran antara lain:
1.Ekspansi industri perkotaan
2.Kemajuan teknologi yang labor saving
Definisi Pengangguran secara luas:
1.Open unemployment
2.Underemployment
3.Hidden unemployment
4.The impaired (lack of intensity due to malnutrition or preventive medicine)
Pengangguran di Indonesia
Pengangguran di Indonesia dinilai masih cukup tinggi, terutama sebagai akibat dari krisis ekonomi:
1. Banyaknya usaha/industri yang tutup
2. Investasi yang sangat menurun
3. Maraknya sektor informal
4. Underemployment semakin besar
(Data lihat tabel 10.5 – 10.8 pada Mudrajad Kuncoro: 2003)
Pertanyaan Diskusi
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengangguran di daerah saudara?
Program apa sajakah yang sudah dan akan dilaksanakan untuk menanggulangi pengangguran di daerah saudara tersebut?
Masalah Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Sebagian besar negara berkembang percaya bahwa perluasan pendidikan secara kuantitas akan mendorong pembangunan yang semakin cepat
nKenyataan di banyak negara investasi di bidang pendidikan sangat besar namun kemiskinan dan pengangguran tetap mengalami kenaikan yang besar
Kesimpulan yang diambil berdasar statement di atas adalah formal education tidak selalu menjamin kemampuan untuk bekerja secara produktif.
Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Sistem pendidikan di negara berkembang mempengaruhi dan sangat dipengaruhi oleh nature, magnitude, dan character proses pembangunan
Pendidikan di Kawasan NSB
Educational Expenditure
Pengeluaran untuk pendidikan merupakan pengeluaran publik dan rumah tangga yang cukup besar
Pada tahun 1990-an, pengeluaran pemerintah negara berkembang untuk pendidikan mencapai 15%-27% dari total pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pendidikan per kapita: negara berkembang: $229, negara maju $468
Porsi Pengeluaran Pemerintah Indonesia
untuk Pendidikan
Enrollments
Gross enrollment ratio: rasio total enrollment, sesuai dengan grup umur, terhadap total penduduk pada kelompok umur tersebut
Net enrollment ratio: rasio total anak yang bersekolah pada usia sekolah terhadap total penduduk pada usia sekolah tsb
School Enrollment (%gross)
Literacy
Kemampuan untuk membaca, menulis, dan menyerap informasi secara komprehensif
Secara umum persentase illiteracy untuk kelompok umur 15 th ke atas di negara berkembang menurun
Costs and Earnings
Secara umum biaya pendidikan naik dengan semakin tingginya level pendidikan
The Gender Gap:
Women and Education
Perempuan yang bersekolah kurang lebih 10% lebih sedikit dibandingkan laki-laki yang bersekolah
Perbandingan School Enrollment antara Laki-laki dan Perempuan tahun 1990 dan 1996
Masalah Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Educational Supply and Demand: The Relationship between Employment Opportunities and Educational Demands
Faktor yang mempengaruhi jumlah keinginan untuk bersekolah:
1.Seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan memperoleh income yang lebih tinggi (private benefits of education)
2. Biaya pendidikan yang harus ditanggung
Faktor yang mempengaruhi supply dari pendidikan: political process
Masalah Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Faktor yang mempengaruhi permintaan pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja di sektor modern:
1. Perbedaan upah atau income
2. Probabilitas sukses mendapatkan pekerjaan di sektor modern
3. Biaya privat langsung dari pendidikan
4. Biaya tidak langsung atau opportunity costs dari pendidikan
Faktor lain: tradisi budaya, gender, status sosial, pendidikan orang tua, dan ukuran keluarga
Social vs Private Benefits and Cost
Social costs of education: opportunity costs untuk masyarakat secara keseluruhan dari kebutuhan untuk membiayai pendidikan yang sangat tinggi, terutama untuk pendidikan level lebih tinggi, ketika dana yang terbatas ini dapat digunakan untuk membiayai sektor lain yang lebih produktif
Private costs of education: biaya yang dikeluarkan oleh students itu sendiri
Gap antara social cost dan private cost menyebabkan permintaan akan pendidikan yang lebih tinggi mengalami kenaikan, sementara social benefits mengalami diminishing atau naik lebih rendah dibandingkan social cost.
Permasalahan dan Alternatif Solusi
Strategi optimal investasi sosial terhadap pendidikan adalah memperbaiki kualitas pendidikan dasar yang telah ada (menggeser ke atas kurva social returns)
Persoalan antara semakin melebarnya social vs private benefits bersumber dari kebijakan publik dan private yang kurang sesuai, misalnya perbedaan upah yang besar, dan harga dari pendidikan tinggi. Sehingga perbaikan kebijakan perlu dilakukan
Permasalahan dan Alternatif Solusi
Subsidi dan kebijakan yang kurang tepat menyebabkan seseorang menempuh pendidikan tinggi dalam waktu yang lama meskipun disadari bahwa lapangan pekerjaan di sektor modern semakin sempit
Pengeluaran untuk memperluas pendidikan terutama pendidikan tinggi sebaiknya dikurangi dan dialokasikan ke sektor pelayanan publik yang lain yang lebih produktif. Kebijakan ini diharapkan akan memperluas lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Education, Society, and Employment: Some Issues
Education and Economic Growth
Education Human resources Manpower
Growth
Education, Inequality and Poverty
Sistem pendidikan Inequality (naik atau turun)
Education, Internal Migration, and Brain Drain
Education Rural-Urban Migration (wage differential)
Education, Society, and Employment: Some Issues
Education of Women, Fertility, and Child Health
Low education High Fertility High size of family
Education Low Fertility high income high child health
Education and Rural Development
Expanding rural sector development needs role of woman’s education
Transformasi Pertanian dan Pembangunan Rural Area
Transformasi Pertanian dan Pembangunan Rural Area
Pendapatan nasional di negara berkembang mengalami kenaikan
Sektor pertanian tidak mengalami perkembangan yang sama, share produk pertanian mengalami penurunan
Low productivity level
Permasalahan ini timbul karena kebijakan pemerintah yang lebih menitikberatkan investasi di sektor industri
Apabila dikaitkan dengan masalah kemiskinan, pada umumnya kemiskinan di negara berkembang adalah di daerah rural area yang bertumpu pada sektor pertanian (subsisten)
Transformasi Pertanian dan Pembangunan Rural Area
Peran sektor pertanian dinilai pasif dalam pembangunan ekonomi
Sektor pertanian menyediakan 2/3 employment tp hanya menyumbang 1/3 dari total output nasional
Argumen: model Lewis yang menyatakan bahwa sektor pertanian hanya menyediakan tenaga kerja murah bagi perkembangan sektor industri
Namun kesempatan kerja di sektor industri tidak berkembang sejalan dengan arus urbanisasi dari rural ke urban area
Integrated Rural Development
Provision of technological, institutional, and price incentive to raise the productivity of the small farmers
Implementation of an employment oriented urban development strategy, which will increase domestic demand for agricultural output
Adoption of diversified, nonagricultural, labor-intensive rural development strategy
Karakteristik Sektor Pertanian di Negara Berkembang
Pertanian dengan lahan yang sempit dan lebih menggunakan tenaga manusia dan hewan dibandingkan tenaga mesin
Sebagai buruh tani yang menjual tenaganya dengan upah rendah
Meminjam modal dengan bunga tinggi dan dalam posesnya sering mengalami gagal panen
Lebih banyak menggunakan pupuk alam dibandingkan pupuk kimia
Sangat sulit mengembangkan teknologi tanam yang baru dan varietas baru
Struktur Sektor Pertanian
Sektor pertanian yang sangat efisien (di negara maju)
Sektor pertanian yang tidak efisien dan produktivitas yang rendah di negara berkembang
The Latifundio and Minifundio Pattern and Resource Underutilization in Latin America
Latifundio: pertanian dengan pemilik lahan yang luas
Minifundio: pertanian dengan lahan sempit
Minifundio lebih efisien/produktif dibandingkan latifundio
Pemilik latifundio menilai kepemilikan lahannya lebih sebagai prestige dan kekuasaan dibandingkan kontribusinya terhadap output nasional
Kebijakan sektor pertanian tidak cukup dengan kebijakan ekonomi langsung seperti penyediaan pupuk yg lebih baik, benih lebih baik, harga produk yg tinggi dsb, ttp juga perlunya perbaikan struktur sosial dan kelembagaan masyarakat petani
Fragmentation and Subdivision of Land in Asia
Fragmentation berarti terlalu banyak orang menguasai lahan yang sempit
Alasan untuk fragmentation:
1. Intervensi European Rule
2. Pengenalan yang progresif transaksi uang dan peningkatan kekuatan pemberi pinjaman uang
3. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat
Subsistence Agriculture and Extensive Cultivation in Africa
Lack of Tools (subsistence farming)
Shifting Agriculture
Seasonal demand for Labor
Intensive cultivation
Transisi di Sektor Pertanian
Most primitive low productivity subsistence level
Diversified/mixed family agriculture
Modern farm, high production specialized geared to commercial market
Pertanian Subsisten
Hasil pertanian hanya untuk konsumsi keluarga dan produknya hanya spesifik (beras, jagung)
Output dan produktiviti rendah
Hanya menggunakan metode tradisional dan alat yang digunakan sangat sederhana
Investasi modal sangat minim
Tanah dan tenaga kerja merupakan input utama
Diminishing returns of labor
Sangat tergantung pada faktor eksternal (musim, money lender, etc)
Pada masa tertentu petani menjadi underemployed
Transisi dari Pertanian tradisional ke Pertanian yang Mixed dan Diversified
Pertanian yang lebih diversifikasi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga saja
Penggunaan advanced technology dalam pertanian
Penggunaan bibit unggul, pupuk yang baik, dan irigasi
Kebijakan Pemerintah
Menyediakan kemudahan akses untuk kredit, pupuk, air, fasilitas pemasaran dsb
Price Insurance
Meyakinkan petani bahwa petani dan keluarganya akan memperoleh manfaat dari adanya perubahan
Apabila tahap Diversivied Farming ini telah dilakukan maka jalan menuju Specialized/Modern Commercial Farming akan lebih mudah
Modern Commercial Farming
Menggunakan peralatan pertanian yang modern
Menekankan pada satu jenis tanaman saja
Produksi yang menggunakan teknik capital intensive
Sama dengan industri skala besar
Dimiliki dan dikelola oleh perusahaan agribusiness MNCs
Sources of Small Scale Agricultural Progress
Technology and Innovation
1. Pertanian yang menggunakan teknologi modern menggantikan tenaga manusia (negara berkembang ???)
2. Inovasi biologi
Supportive Institutions
Government Pricing Policies
Conditions for Rural Development
Land Reform
Supportive Policies
Integrated Development Objectives:
1.Usaha meningkatkan pembangunan di rural area untuk farm dan non-farm sektor
2.Menurunkan inequalities of income distribution di rural area dan menurunkan perbedaan inequalities antara rural dan urban
3.Meningkatkan kapasitas rural sector menuju perbaikan yang berkesinambungan
Pertanyaan Diskusi
Bagaimana keterkaitan antara Sektor Pertanian dan Sektor Industri?
Bagaimana menurut saudara perkembangan sektor pertanian dan industri di wilayah saudara?
Menurut saudara mengapa Indonesia sekarang ini banyak mengimpor hasil-hasil pertanian dari negara lain?