Senin, 24 Desember 2012

TRANSPORTASI

POKOK PEMBAHASAN 


1. PENDUDUK 

2. KEGIATAN PEREKONOMIAN 

3. KEPEMILIKAN KENDARAAN 

4. GUNA LAHAN 

5. DAYA DUKUNG (AKSES) 

1. PENDUDUK 
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. 

Penduduk sebagai subjek dan sekaligus objek perencanaan merupakan bagian dari faktor sosial yang selalu berubah, baik jumlah dan mutunya. 

Perencanaan yang disusun untuk penduduk - mencakup penduduk, dibuat untuk penduduk, dan dilakukan oleh penduduk – tidak dapat lepas dari perkiraan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. 
Analisis penduduk ini diyakinii merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan kota maupun daerah (Hollingworth,1969) 
Penduduk sebagai faktor utama dalam kegiatan masyarakat – dapat pula di pengaruhi. Usaha ini disebut Kebijaksanaan Penduduk. 

Kebijaksanaan penduduk yang kita anut sekarang, dalam usaha mengendalikan perkembangan penduduk, dilaksanakan dalam keluarga berencana dan transmigrasi. Kedua kebijakan tersebut mencakup kebijaksanaan kuantitatif (Redmana, 1974) 
Komposisi penduduk 
Dalam analisis pertambahan penduduk, semua faktor perubahan jumlah penduduk harus diperhatikan. 

Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh pertambahan dan pengurangan secara alami; migrasi masuk dan keluar; dan perubahan batas administrasi wilayah, yaitu pengurangan di satu pihak dan penambahan di pihak lain. 

Perubahan penduduk secara alami merupakan selisih antara jumlah kelahiran dengan kematian, sedangkan perubahan migrasi adalah selisih antara jumlah penduduk yang masuk dengan yang keluar 
Laju kelahiran dan kematian 

Laju kelahiran dan kematian dinyatakan dengan angka banding yang sering pula di nyatakan dengan kecendrungan. 

Yang dimaksud ialah suatu angka yang menunjukkan perbandingan antara sejumlah atau sekelompok penduduk (yang dilahirkan atau yang meninggal) dengan jumlah semua penduduk, kali 1.000. 
´ 
§Angka laju kelahiran 

"Kecendrungan kelahiran"=(Jumlah kelahiran)/(jumlah penduduk) x1.000 

Angka laju kematian 

"Kecendrungan ke" matian=(Jumlah kematian)/(jumlah penduduk) x1.000 

"Kecendrungan " kelahiran spesifik= 

(Jumlah kelahiran dalam suatu kelompok khusus penduduk)/(jumlah penduduk dalam kelompok yang bersangkutan) x1.000 
1.1 Projeksi dengan ekstrapolasi 
a.Cara Grafik 

yang menjadi tujuan utama bukanlah ketepatan perkiraan jumlah penduduk melainkan kecenderungan perkembangannya. 

Pertama-tama, jumlah penduduk dari tahun-tahun yang lampau sampai terakhir digambarkan dalam susunan koordinat. 

Selanjutnya, dengan pertimbangan penaksir, ditarik garis mengikuti semua titik yang telah di buat. Akhirnya, garis ini diperpanjang untuk memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. 
Contoh perkembangan jumlah penduduk di daerah A 
b. Cara Perhitungan 
1.Bunga Berganda 
Rumus umumnya adalah: Pt+Ө = Pt (1 + r) θ 
Contoh: 

Dari data sebelumnya diketahui rata-rata presentase pertambahan jumlah penduduk, yaitu r = 1,24%. Maka perkiraan jumlah penduduk ditahun 1980 adalah: 

P80 = P70 (1 + r )10 

= 21.600 (1,0124) 10 

= 41.545 jiwa 
b. Kurva Gompertz 

Kurva Gompertz mempunyai bentuk umum seperti huruf S yang mempunyai asimtot pada kedua belah sisinya. 

Pembuatan kurva S didasarkan pada pertimbangan bahwa pertumbuhan penduduk di daerah yang sudah maju adalah rendah, yang kemudian pada periode berikutnya diikuti oleh pertumbuhan yang cepat, dan pada peride lebih lanjut pertumbuhan tersebut menurun bilamana jumlah dan kepadatan penduduk mendekati maksimum. 

Kurva Gompertz mempuyai persamaan umum : (croxton, dkk., 1967). 

Pt +X = k. abX atau log Pt +X = log k + bX (log a) 
Bentuk umum kurva Gompertz 

(a) log a < 0, b < 1 (b) log a < 0, b < 1 

(c) Log a > 0. b < 1 (d) log a > 0, b > 1 
3. Kurva Logistik 

Bentuk persamaannya: 


Pt+θ = k + a.bθ 
Kurva ini merupakan modifikasi kurva eksponensial dan lebih umum digunakan bentuk persamaan 

Pt+θ = x=k/(1+e^(a+b^θ ) ) 
Dalam bentuk ini kurva logistik selalu mempunyai limit atas k;b merupakan tetapan negatif; dan ℯ = 2,71828 
Perhitungan nilai tetapan kurva logistik data penduduk tahun 1920 – 1960, amerika serikat 
1.2 Metode Kelompok 

Perhitungan didasarkan pada selisih antara angka kematian dan angka tetap hidup dari berbagai kelompok umur, kelamin, dan lain-lain. 
Biasanya penduuk dikelompokkan menurut usia sebagaimana contoh pada tabel berikut. 

1.3 Analisa kovarian 

Beberapa langkah penggambarannya ialah sebagai berikut. 
1.Menggambar hubungan penduduk dengan faktor X untuk setiap daerah 
2.Menghitung harga rata-ratabhubungan penduduk dengan faktor X ini. Harga rata-rata ini dapat digambarkan sebagai garis lurus yang disebut rata-rata (Grand mean line). 
3.Selanjutnya dapat diketahui penyimpangan perkembangan penduduk semua daerah yang digambarkan yaitu dengan menarik garis tegak lurus terhdap garis rata-rata tadi. Keadaan ini dapat pula digambarkan dengan garis regresi. 
Penjelasan statistik perbedaan keadaan penduduk daerah metropolitan (hipotesis) 

2. KEGIATAN PEREKONOMIAN 

Kriteria Pengukuran yang sering digunakan adalah kesempatan kerja dan penghasilan perkapita (Martin,B.dkk,.1966.65) 
2.1 angka banding buruh-penduduk 

Apabila jumlah penduduk pada tahun tertentu dapat ditaksir, maka jumlah tenaga kerja atau kesempatan kerja pada tahun tertentu dapat ditaksir pula. 

Secara matematis hubungan ini dinyatakan dengan persamaan: 

E_t=E_t/P_t .P_t+θ 
P_t =jumah penduduk pada tahun dasar 

P_t+6 =taksiran jumlah penduduk pada tahun t+θ 

E_t+θ =taksiran jumlah buruh atau kesempatan kerja pada tahun t+θ 

2.2 Projeksi garis kecendrungan 

Hampiran ini berdasarkan perhitungan data sejarah 
2.5 Metode penggandaan 

Cara ini menggangggap bahwa perekonomian daerah studi bergantung pada sektor dasar. Bagian perekonomian daerah lain adalah sektor non-dasar. 
´3. KEPEMILIKAN KENDARAAN 
Bangkitan lalulintas ditentukan langsung oleh banyaknya kendaraan. 
Pengelompokkan kendaraan sebagai berikut: 
Mobil penumpang (sedan, jip dan sebagainya, termasuk milik pribadi, dinas, dan taksi); truk (ringan, sedang, berat dan gandengan); mobil penumpang umum (bis, minibis, oplet dan sebagainya); bemo, bajaj dan sepeda motor. 
´3.1 Data masa lalu 

Dalam menaksir kepemilikan mobil penumpang, martin (1966) menunjuk tiga cara berikut ini. 
´4. GUNA LAHAN 

Karena kegiatannya sifatnya dinamis, maka guna lahanpun mungkin berubah-ubah. 

Tata guna lahan mengandung pengertian mengatur ruang kegiatan masyarakat agar lahan digunakan secara efisien dan tidak semrawut. 
´4.1 Faktor yang mempengaruhi 
perkembangan guna lahan 

Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan guna lahan yaitu: (martin, B.dkk.,1966,75) 
1.Topografi 
2.Jumlah penduduk 
3.Biaya bangunan, 
4.Derajat pelayanan jaringan perangkutan 

4.2 Pola umum tata guna lahan 
Tata guna lahan kota menunjukkan dua pola umum yaitu: 
a.Intensitas perkemkangan menurun pada jarak yang makin jauh dari PKK 
b.Proporsinya berubah secara teratur sesuai dengan jarak dari PKK 

Dalam menaksir guna lahan dimasa depan, ada tiga unsur pokok yang harus diperhatikan, yaitu: 
1.Penggunaan terencana atas lahan kosong dalam tiap zona (jenis kegiatan yang akan menempati setiap petak tanah) 
2.Kerapatan terencana atas setiap guna lahan (intensitas guna laha) 
3.Luas lahan yang diharapkan dapat dimasukkan kedalam guna lahan perkotaan pada saat tertentu dalam setiap zone (martin, B. Dkk,. 1966,82) 
5. DAYA HUBUNG (AKSES) 

Daya dukung adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu tempat untuk melakukan hubungan dengan tempat lain dalam tata ruang kegiatan. 
Blunden (1971) menganalogikakan daya hubung suatu guna lahan sebagai kemampuan perangkutann, yang dapat ditunjukkan dengan jarak geografi, waktu tempuh, atau biaya antara tempat asal dan tujuan. 
´5.1 Indeks daya hubung 
Daya hubung dinyatakan dengan indeks daya hubung yang merupakan fungsi jarak. Hansen (1959) menyatakannya dalam persamaan sebagai berikut: 

A_ij=S_j/D_(ij^x ) 

A_ij=adalah daya dukung nisbi i ke j 

S_j =adalah daya tarik j (fungsi penduduk, peruntukan tanah, dll) 

x =adalah derajat atau pangkat jarak yang diperoleh dari studi empiris 

5.2 Unsur daya dukung 

Apabila daya dukung suatu tempat i dilihat terhadap semua tempat lain dalam suatu daerah (atau kota), maka persamaan daya hubung menjadi: 

A_i=∑128_(j=1)^n▒S_j/D_(ij^x ) 

n adalah banyaknya zone 

I = j = 1,2, . . .n 

Tomazinis mengembangkan konsep ini dan menunjuk tiga unsur daya hubung (akses zone), yaitu sosial, perdagangan, tenaga kerja (buruh). Seca matematis akses tersebut menunjukkan: 

A_i=∫1_(j-1)^n▒1/D_ij d (d_aj )=∑1_(j=1)^n▒P_j/D_ij 

〖atau A〗_i=∑1_(j=1)^n▒〖(A_s+A_c 〗+A_e) 

A_i =adalah daya hubung i ke semua zone yang lain 

A_ij=adalah jarak i ke j (waktu tempuh pada jam sibuk ditambah waktu tunggu dipangkalan 

d =adalah daya hubung i ke semua zone yang lain 

P_j =adalah jumlah penduduk zone j (setara dengan daya tarik S_j) 

A_s =adalah akses sosial (penduduk berusia 5 tahun) 

A_c =adalah akses perdagangan (persentase jumlah penjualan tahunan, tenaga kerja penjual, 

luas lantai penjualan 

A_c=adalah akses tenaga kerja (jumlah buruh, jumlah buruh yang tinggal 

dalam zone tersebut) 








´

Tidak ada komentar:

Posting Komentar