Minggu, 04 Agustus 2013

BENCANA GUNUNG API

PENARIKAN BATAS TINGKAT KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Penarikan batas kawasan rawan bencana terhadap aliran awan panas, lahar, dan atau guguran lava pijar dilakukan dengan memperhatikan sifat letusan gunungapi yang bersangkutan, pelemparan lateral, serta pola bentanglahan (landscape).
Penarikan batas kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dilakukan dengan memperhatikan sifat letusan gunungapi yang bersangkutan tanpa memperhitungkan arah/kecepatan angin, sehingga batas kawasannya berbentuk lingkaran yang berpusat pada titik letusannya.

PKRBG ini hanya berlaku untuk letusan atau kegiatan umum atau normal, yaitu:
a.Letusan atau kegiatan yang terjadi di kawah pusat,
b.Arah letusan kurang lebih tagak lurus,
c.Tidak terjadi pembentukan kaldera, dan
d.Morfologi gunungapi relatif tidak berubah.
PKRBG dapat direvisi kembali apabila:
PKRBG dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan ilmu kegunungapian.

ANALISIS DASAR PEMBUATAN PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Ø Analisa daerah puncak/kawah
Ø Analisa pola aliran sungai’
Ø Analisa anomali pola aliran,dan
Ø Analisa pola cabang-cabang sungai.
Ø Analisa pola sebaran dan stratigrafi batuan,
Ø Analisa perkembangan kegiatan letusan,
Ø Analisa struktur geologi gunungapi,

3.Analisa morfo-metri, meliputi:
a.kemiringan lereng,
b.bentuk lereng,
c.panjang lereng,
d.tingkat torehan erosi lereng,
e.bentuk, lebar dan kedalaman lembah,
f.pola lembah (lurus, kurva), dan
g.pola sebaran lembah.
h.Analisa perpindahan titik erupsi, pusat erupsi, erupsi samping, posisi titik pemunculan gas gunungapi

4.Analisa morfo-kronologi,

2.Analisa hubungan posisi topografi, mencakup:
3.Analisa sumber/titik erupsi, mencakup analisa arah perkembangan pemunculan titik-titik erupsi (zonasi daerah lemah/kelurusan titik erupsi),
4.Analisa pola sebaran lahar dan aliran piroklastik hasil kegiatan terakhir, sebagai dasar perkiraan pola endapan hasil letusan yang akan datang, yang dikaitkan dengan intensitas letusan.

5.Analisa emisi gas, adalah zonasi daerah yang mempunyai lubang gas serta daerah alterasi, di daerah puncak dan daerah tubuh yang dikaitkan dengan struktur yang ada,
6.Analisa tsunami yang berhubunganm dengan gunungapi bawah laut, mencakup:
ØLetusan
ØLongsoran

Lebih dari 60 kali letusan Gunungapi Merapi tercatat diantaranya letusan tahun 1672, 1849 dan 1930 yang paling serius. Letusan tahun 1008 AD mengakibatkan tersisanya sebagian rim “ Merapi Tua” sepanjang arah SW (tenggara) longsoran (landslide) yang sekrang disebelah timur puncak Merapi sekarang (landslide scar).
Aliran lahar (mudflow) dan endapan abu volkanis dan diikuti letusantahun 1006 AD mengkubur candi-candi di Prambanan diantaranya Candi Sambisari
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNIKAN AKTIVITAS GUNUNGAPI MERAPI
•Morfologi pundcan dan kawah gn.api
•Sifa fisik kimia magma
•Besarnya aliran lava yang keluar
•Keberadaan kubah lava
•Pengaruh hujan
•Pengaruh tektonik lokal
ALIRAN PIROKLASTIK PADA 22 NOVEMBER 1994 HASIL DARI GUGURAN KUBAH TAHUN 1994
• MERAPI ACTIVITY IN NOVEMBER, 22, 1994

Five successive steps of the Merapi Activity in 1994:
1. Creep of about 90.000 m 3 lava block in the
upper part of the 1992’s dome
2. Born of 1994 dome
3. Lava flux increased to 17,000 m 3 /day from
May to June 1994
4. Collapse of dome 1994
5. A new dome formation replaced the collapsing
dome.

•Distribution of the November 22, 1994 Pyroclastic Lava Deposits.
•Block and ash and surge pyroclastic flows in Boyong River.
•Block and ash and surge pyroclastic flows in Bedok and Krasak Rivers

1)PENGENALAN JENIS BENCANA BESERTA SIFAT-SIFAT MELALUI PENYELIDIKAN DAN PENELITIAN

2)PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA

1)ZONASI DARAH BAHAYA DAN PERKIRAAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN (RISK ASSESSMENT) DAN PENGENALAN SIFAT NON FISIK (SOSIAL-BUDAYA) DAERAH RAWAN BENCANA.

1)PENYUSUNAN PROSEDUR DAN TATA CARA PENANGANAN BENCANA SERTA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN

1)MEMASYARAKATKAN KESIAPSIAGAAN (LATIHAN DAN LAIN-LAIN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MASYARAKAT.

1)MITIGASI DALAM BENTUK FISIK (KONSTRUKSI BILA DIMUNGKINKAN.

1)PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERINGATAN DINI.

SATUAN KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API (SKRBG)

DINYATAKAN DALAM URUTAN ANGKA DARI RENDAH KE TINGGI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA SUATU KAWASAN, YAITU:

Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun.

Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi gunungapi yang sangat giat atau sering meletus.

Pada kawasan ini tidak diperkenankan untuk hunian dan aktivitas apapun.

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Adalah Kawasan Yang Pernah Terlanda Atau Diidentifikasikan Berpotensi Terancam Bahaya Letusan Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung.

GUNUNGAPI

Adalah peta petunjuk Tingkat Kerawan Bencana suatu daerah apabila terjadi Letusan/ Kegiatan Gunungapi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi menjelaskan tentang jenis dan sifat Bahaya Gunungapi, daerah rawan bencana, arah / Jalur Penyelamatan Diri, Lokasi Pengungsian, dan Pos Penanggulangan Bencana.

Terjadi letusan atau kegiatan baru yang menyimpang atau lebih besar dari letusan atau kegiatan normal.

A. Analisa bentang alam , mencakup:
1. Analisa morfo-grafi, meliputi:
2. Analisa morfo-genesa, mencakup:

adalah analisa proses yang mempengaruhi perubahan konfigurasi tubuh gunungapi.
Analisa hubungan letak/kedudukan objek bencana terhadap topografi daerah sekitarnya.
- they reaches up to a height of 800 m.a.m.s.l.

- the distance from the summit 6.5 km down to south

- the area covered : 5 km2

- the deposit thickness in river floor : 5 to 20 m.

- deposit width on river floor 30 to 50 m.

- they reaches up to a height of 950 m.a.m.s.l.

- the distance from the summit 6. km down to south west

- the deposit thickness in river floor : 8 to 15 m.

- pyroclastic deposit width on river floor 1 m in average.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar