Kamis, 11 April 2013

KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP ALLAH SWT

Kewajiban terdiri dari Fardhu Ain dan Fardhu Kifayah.
vFardhu Ain yaitu kewajiban yang mengikat setiap individu muslim, seperti sholat lima waktu, zakat, puasa, haji jika mampu, berbakti kepada orang tua, memberi nafkah pada anak istri dan lain-lain.
vSedangkan Fardhu Kifayah yaitu kewajiban kolektif jika sudah dilakukan oleh orang lain maka gugurlah kewajiban tersebut, seperti menyelenggarakan jenazah, menuntut sebagian ilmu tertentu, dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar, berjihad dan lain-lain
Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Allah SWT
1. Menurut M. Syakur Anshori
a. Tidak Menyekutukan Allah SWT
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah tidak menyekutukan Allah. Hanya Allah lah Tuhan yang patut disembah, dan hanya Allah lah Tuhan yang pantas diagungkan, oleh karena itu tidak ada alasan apapun bagi manusia untuk menyekutukan-Nya. Adapun amal manusia seharusnya hanya ditujukan untuk Allah SWT. sehingga manusia harus membuang jauh-jauh riya’ (menampakkan amal/beramal agar dilihat oleh orang lain
b. Taat Terhadap Perintah-Perintah-Nya
Kemudian yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang telah memberikan segala-galanya pada dirinya
c. Bersyukur kepada Allah SWT
Tidak ada yang lebih pantas bagi sesuatu “yang telah diberi” selain berterimakasih dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah diberikan untuk tujuan diberikannya. Adapun manusia yang telah diberi banyak kenikmatan, seharusnya selalu bersyukur kepadaNya.
2. Sedangkan menurut Arif, Kewajiban Muslim Terhadap Allah SWT yaitu
a. Mengerjakan rukun Islam yang lima
Yaitu: Syahadat, Sholat, Zakat, Berpuasa pada bulan Romadhon, Mengerjakan Ibadah Haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.
b. Iklas dan Ridha Terhadap Ketentuan Allah SWT
Øbahwa menghadapi musibah dengan ketabahan hati, lalu mengatasi kesukaran, kesulitan dan derita, untuk menempuh lagi penderitaan lain, perlindungan Tuhan datang, Rahmat-Nya meliputi dan petunjukpun diberikan. Jiwa bertambah lama bertambah teguh, karena sudah senantiasa digembleng dan disaring oleh Zaman.
c. Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Adapun cinta kepada Allah wajib didahulukan dari pada segala macambentuk cinta, seperti: (lebih mencintai bapaknya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, istri-istrinya, kaum keluarganya, harta kekayaan, perniagaan dan rumah-rumahnya), karena Dia-lah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dia lah yang bersifat sempurna dan maha suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw, haruslah diutamakan karena Rasulullah saw di utus Allah SWT untuk membawa petunjuk dan menjadi Rahmat bagi alam semesta
d. Selalu menginstropeksi diri
tidak seorang Rasul pun yang diutus ke suatu negeri sebelum Muhammad SAW mendapat sambutan dengan kata-kata yang menyenangkan hati. Mereka semua tidak mendapatkan jawaban yang tidak enak didengar dan sangat menjengkelkan hati. Sikap demikian berasal dari orang-orang yang terbiasa hidup mewah, sombong dan angkuh. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapatkan nenek moyang kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka”. Jadi, kalau Muhammad SAW mendapat jawaban seperti itu tidak perlu gusar/resah, dan merasa sesak dada
 Menghindari Larangan-larangan Allah SWT
vLarangan adalah tuntutan meninggalkan sesuatu pekerjaan atau sesuatu apapun dari atasan kepada bawahan, dan apabila larangan ini tetap di kerjakan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi maka akan menimbulkan kemarahan atasan dan bawahan akan di beri ‘iqab atau ganjaran dari larangan yang di kerjakannya tadi
vMaka dari kalimah di atas kita pahami bahwa semua larangan yang Allah tujukan kepada hamba-hamba-Nya wajib di hindari dan jika hamba tetap melaksanakan secara sembunyi atau terang-terangan, maka akan menimbulkan kemarahan dan kemurkaan Allah, dan akan mendapat ‘iqab dari Allah baik di dunia maupun di akhirat.
vMaka kita sebagai umat muslim harus menghindari larangan-larangan Allah SWT seperti: Menyekutukan Allah AWT, Berzina, Berbohong, Meninggalkan shalat wajib, Berjudi, Berlebih-lebihan dan lain-lain
Membiasakan dan Memelihara Taqwa Kepada Allah SWT
vTaqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya
vOleh karena itu ada 6 amalan untuk menjaga dan memelihara ketaqwaan kita, antara lain:
1.Qiyamullail, bangun malam untuk melaksanakan sholat tahajud.
2.Membiasakan Membaca Al-qur’an beserta terjemahannya kemudian difahami.
3.Itikaf, kapan saja dilakukan, ketika kita mempunyai banyak waktu maka masuklah ke dalam masjid, cukup setengah jam saja, dengan bersimpuh kepada Allah.
4.Shodaqoh, berusaha untuk gemar bershodaqoh, berinfaq dan sejenisnya.
5.Selalu ber-do'a, berdo'a dalam segala keadaan, jangan berdo'a hanya dalam menghadapi persoalan berat saja, tapi hal-hal yang kecil-pun jangan terlewati, seperti mau makan, dsb.
6.Silaturahim. Suka menyambung tali silaturrahim, insyaallah taqwa kita pun dijamin surga karena silaturahim yang kita lakukan.
Dalam kehidupan sekurang-kurangnya setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap muslim, maka seorang Muslim itu wajib menjalankan kewajibannya yaitu: Tidak Menyekutukan Allah SWT, Taat Terhadap Perintah-Perintah-Nya, memiliki Rasa Tanggung Jawab Atas Amanah Yang Diembankan, Ridha Terhadap Ketentuan Allah SWT, Bersyukur kepada Allah SWT, Senantiasa Bertaubat Kepada-Nya, Banyak Membaca Al-Qur’an serta menjauhi segala larangan-Nya: Menyekutukan Allah AWT, Berzina, Berbohong, Meningalkan shalat wajib,Berjudi, Berlebih-lebihan, Jual beli ijon, dll.
Namun dengan demikian tidaklah menjadi alasan bahwa Allah SWT butuh disembah dan diagungkan oleh makhluk-Nya, bagi Allah baik manusia mau menyembah-Nya ataupun tidak, maka tidak akan mengurangi kebesaran dan kemuliaan-Nya. Hanya saja sudah seharusnya manusia sebagai ciptaan Allah, menunjukkan akhlak yang baik kepada-Nya
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran As. 1994. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Depag RI. 2010. Al-Qur’an dan tafsirnya jilid V juz 13-14-15. Jakarta: Lentera Abadi.
Hamka. 1983. Tafsir Al Azhar Juzu’ II. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Sayyid Ahmad Hasyimi Al-Mishri. 1971. Mukhtar Al-Ahadits An-Nabawiyyah. Surabaya: Haromain Jaya
Yunahar Ilyas. 1999. Kuliyah Akhlak. Yogyakarta: pustaka Pelajar Offset.
Anonim. Keindahan Seni Warna Ilahi. (online), http://pelukis.multiply.com/journal/item/9/Arti_sebuah_perintah_dan_larangan. 6 maret 2012
Hariono Fadhil. 2011. Manfaat taqwa dan cara memeliharanya. (online), (http://en-gb.facebook.com/note.php?note_id=10150125893144301&comments.
1 maret 2012).
M. Syakur Anshori. 2008. “Akhlak (hak dan kewajiban seorang muslim terhadap Allah)”.(online), http://www.dakwatuna.com/2008/11/1387/mendekatkan-diri-kepada-allah/#ixzz1nmCXQ81A. 1 maret 2012)

1 komentar: