DRAMA
KARYA SENI BERUPA DIALOG YANG DIPENTASKAN
žJenis
DRAMA
žBerdasarkan
bentuk Sastra (puisi dan prosa)
žBerdasarkan
sajian isi (tragedi, komedi, tragikomedi)
žBerdasarkan
kuantitas cakapan (pantomim, minikata, dialog monolog)
žBerdasarkan
pengaruh unsur seni (opera, sendratari, tablo)
žDrama
absurd (melanggar alur, penokohan, tema)
žDrama
borjuis (bertema kehidupan bangsawan –abad ke-18)
žDrama
domestik (kehidupan rakyat biasa)
žDrama
liturgis (pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja)
žDrama
rakyat
žUNSUR
DRAMA
žTEMA
žLATAR/setting
žAlur/plot
žTokoh
žPenokohan
žDialog
žBloking
(perpindahan dari satu tempat ke tempat lain)
žAkting
žTata
pentas
žProlog
žEpilog
žAmanat
žStruktur
teks drama
žOrientasi
žKomplikasi
žResolusi
ž3
elemen dalam drama
žTokoh
žWawancang
(dialog)
žKramagung
(petunjuk perilaku)
žAspek
kebahasaan
žUrutan
waktu (sebelum, sekarang, kemudian)
žKata
kerja
žKata
sifat (rapi, bersih, gagah)
žTeknik
pementasan drama
žMemahami
naskah dan karakter tokoh
žMemerankan
tokoh dengan memperhatikan aspek:
1.Lafal
(pengucapan kata)
2.Intonasi
(naik turunnya kalimat)
3.Nada
(tekanan dalam kalimat/kata yang ingin diperjelas mendapat tekanan)
4.Mimik
5.Gestur
žmonolog
žMonolog
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari mono artinya satu dan legein
artinya berbicara
žPercakapan
yang hanya dilakukan satu orang
žPercakapan
tersebut juga disebut dengan komunikasi yang dilakukan oleh satu orang, atau
singkatnya berbicara sendiri.
žKARAKTERISTIK
MONOLOG
žPembangunan
narasi
dan pesan deskriptif
pada tema familiar
žDilakukan
oleh satu orang
žTeks
dapat menggambarkan sebuah acara ditandai dengan kehadiran orang untuk
mengekspresikan kesan mereka
žJenis-jenis
monolog
žMonolog
narasi biografi (jenis monolog dimana aktor mengingat kembali cerita-cerita dan
peristiwa aktual dalam hidupnya)
žMonolog
Fictional Cracter-Driven (mengekspresikan tema ataupun isu dengan menunjukkan
gaya hidup yang bersifat imajinasi)
žMonolog
Topical (monolog ini sangat bergantung pada peristiwa sehari-hari, misalnya
yang terlihat melalui mata monologist tersebut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar